TAK sampai sepekan, akhirnya Pak Parno menyusul sang istri, meninggal dunia dengan diiringi kalimat-kalimat suci yang dialunkan Surya dan Putri.
Semua alat kedokteran yang menempel di tubuhnya segera dilepas satu persatu.
Terlihat begitu damai wajahnya, sekalipun tak sempat ada kata-kata perpisahan langsung yang disampaikan kepada Surya maupun Putri. Sepertinya Parno sudah ikhlas melepas semua ikatan duniawi.
Baca Juga: Perjalanan Pulang Menyusuri Punggung Bukit Ditemani Pocong
Sementara Surya dan Putri juga sudah lebih siap melepas kepergian orang tuanya. Memang ada titik air mata yang menetes di pipi mereka. Begitu pun dalam hati kecil, sesungguhnya mereka menangis sejadi-jadinya.
Betapa tidak, hanya dalam hitungan hari, mereka harus kehilangan dua orang tua yang selama ini sangat-sangat dekat dan sangat-sangat mereka cintai.
Hujan tangis juga datang dari sanak saudara, teman maupun tetangga yang ikut menyusul ke rumah sakit. Mereka rela datang jauh-jauh untuk memberi dukungan moral kepada keluarga Parno yang tengah mengalami cobaan berat.
Baca Juga: Kisah dan Pesona Ratu Kalinyamat 3: Raden Toyib Lolos Uji dan Menikah dengan Sang Ratu
Mereka datang semula bermaksud membezuk Pak Parno yang dikabarkan masih sakit parah, tapi ternyata saat mereka tiba hampir bersamaan dengan datangnya kabar duka. Seisi ruangan pun larut dalam keharuan.
Bu Karto yang turut hadir di tempat tersebut, menggamit Surya. Keduanya lantas berpelukan dengan erat. Surya yang semula terlihat tenang, akhirnya tak kuat membendung rasa sedihnya dan menumpahkannya ke pundak Bu Karto.
"Yang tabah ya nak, ini sudah kehendak Allah. Pasti semua ada hikmahnya," kata Bu Karto mencoba menghibur Surya.
Baca Juga: Manfaat Awar-awar untuk Bantu Atasi Bisul dan Gatal-gatal
Tapi Surya justru makin tersayat hatinya, sehingga suara tangis makin terdengar dari mulutnya.
Tak dipungkiri Surya, yang meninggal adalah dua orang tua angkat. Sementara dua orang tua kandungnya masih segar bugar. Termasuk ibunya, Bu Karto, yang sekarang memeluk dirinya.
Toh demikian, selama ini ia juga sudah menganggap Pak Parno dan Mama Dina sebagai orang tua sendiri. Jadi, kebergian mereka yang terhitung mendadak cukup mengguncang hati Surya.