Kejujuran Membawa Nikmat 4: Mengadopsi Anak Saudara yang Kesulitan Ekonomi

photo author
- Minggu, 29 Agustus 2021 | 06:14 WIB
Parno bersyukur memiliki istri yang selalu menyejukkan hati. (Ilustrasi Sibhe)
Parno bersyukur memiliki istri yang selalu menyejukkan hati. (Ilustrasi Sibhe)

TERNYATA tidak mudah untuk mengadopsi anak. Parno dan Dina sudah bertanya-tanya kesana-kemari ke berbagai yayasan, semua jawabannya sama.

Jika melalui prosedur yang benar, maka banyak syarat dan tahapan yang harus dilalui. Dan semua itu akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Hingga suatu sore yang cerah, terjadilah awal sejarah baru dalam kehidupan Parno. Bu Karto (bukan nama sebenarnya), saudara jauh dari keluarga Parno datang dari luar kota, membawa kabar yang tak diduga sebelumnya.

Setelah basa-basi sebentar, Bu Karto tiba-tiba bertanya, "Maaf, apa betul Dik Parno ingin mengadopsi anak?"

Baca Juga: Gupak Warak, Tanah Subur yang Angker 1: Makhluk Gaib dan Manusia Harus Gidup Berdampingan

Parno yang kaget mendapat pertanyaan tersebut, hanya bisa saling pandang dengan Dina.

"Mbakyu dengar kabar dari siapa?"

"Ya adalah yang bilang seperti itu," kata Bu Karto tidak mau berterus terang.

Selama ini Parno memang tidak secara terbuka kepada seluruh saudaranya, bicara masalah keinginannya mengadopsi anak. Tapi disadari pula oleh Parno, tidak mungkin hal seperti itu dirahasikan. Apalagi jika nantinya ia jadi mengangkat anak, pasti semua orang juga akan tahu.

Baca Juga: Duel Tuyul Lawan Tuyul 1: Penghasilan Berkurang Jauh Sejak Masa Pandemi

"Benar Mbakyu, karena sudah sekian tahun kami menikah belum juga diberi momongan."

"Kalau begitu, ambil saja anakku yang paling kecil, usianya baru setahun lebih dua bulan. Daripada Dik Parno ngangkat anak orang lain, anak saya saja diambil," kata Bu Karto, yang sebenarnya memang sudah kerepotan dengan anaknya yang berjumlah delapan.

Kondisi ekonominya yang kurang mendukung, membuat Bu Karto nekat menawarkan anaknya untuk diambil orang lain. Bahkan sudah ada dua anaknya, yang sudah ikut keluarga lain yang kondisi ekonominya lebih bagus.

Baca Juga: Mengenal Sosok Semar 1: Tokoh Bijaksana dan Sakti dalam Dunia Mistis Jawa

Parno pun tahu hal itu, tapi sejak awal dia tak berpikiran mengambil anak Bu Karto, karena takut di kemudian hari menimbulkan masalah mengingat mereka masih ada pertalian saudara.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X