HARIAN MERAPI - Bagian pertama cerita hidayah akibat serakah warisan, Ranto beruntung punya istri solehah yang ikhlas merawat ibu di hari tuanya.
Sudah menjadi risiko setiap orang tua, suatu saat nanti pasti akan ditinggal oleh anak-anaknya yang sudah berkeluarga dan punya kesibukan sendiri-sendiri.
Begitu pula dengan Bu Waluyo (bukan nama sebenarnya), yang punya empat anak semuanya sudah berkeluarga.
Baca Juga: DPRD Kabupaten Karanganyar sahkan Perda Pencegahan Pernikahan Dini untuk mengatasi problem sosial
Terlebih lagi sang suami sudah menghadap Sang Khaliq, sehingga hati Bu Waluyo merasa hampa.
Beruntung dari empat anaknya, ada satu yang masih tinggal satu rumah. Kebetulan anak laki-lakinya tersebut mendapat pekerjaan dalam satu kota.
Ranto (bukan nama sebenarnya) sejak menikah tak pernah meninggalkan rumah orang tuanya, hingga kini saudaranya yang lain sudah berpencar mencari kehidupan sendiri-sendiri.
Sebagai satu-satunya anak yang tinggal satu rumah, mau tidak mau Ranto yang bertanggung jawab merawat sang ibu, terlebih lagi sejak Pak Waluyo meninggal dua tahun lalu.
Sangat beruntung Ranto punya istri yang sangat pengertian. Ranto merasa dirinya sudah cukup sibuk dengan pekerjaannya, sehingga tidak ada waktu untuk memperhatikan kondisi sang ibu.
Maka dirinya punya usul untuk membawa Bu Waluyo ke panti jompo, agar tidak merepotkan keluarganya.
Namun justru istrinya yang tidak setuju. Ia mengingatkan Ranto tentang kewajiban seorang anak terhadap orang tuanya, sebagaimana termaktub dalam Al Quran, yang artinya "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. Al- Isra [17]: .
Akhirnya Ranto pun mengalah. Apalagi istrinya sudah berjanji siap untuk merawat mertuanya.
Baca Juga: Mengintip Gerakan Ramadhan Ramah Anak, Upaya untuk Meminimalisir Kekerasan Terhadap Anak di Jakarta
Begitu pula dengan saudara-saudara Ranto yang tidak tinggal dalam satu rumah, mereka menyambut gembira keputusan tersebut.