PETANG itu Surya masih di rumah temannya untuk mengerjakan tugas kampus. Tiba-tiba handphonenya berdering. Setelah diangkat ternyata dari ayahnya, Parno, yang minta Surya segera pulang. Agak kaget juga Surya, karena tak biasanya ia ditelpon diminta untuk pulang. Apalagi ayahnya tahu, dia sedang berada di rumah temannya.
Sampai di rumah semua sudah berkumpul. Ada Parno, Dina dan Putri di ruang tamu. Sementara ada pula tas-tas cukup besar, rupanya ada yang akan bepergian jauh dan lama.
Ternyata benar, Parno akan pergi ke Jakarta untuk keperluan dinas. Tapi rupanya kali ini Dina ingin ikut menemani, sekalian ingin menengok saudaranya yang lama tidak bertemu. Sebelum berangkat Parno mengumpulkan seluruh keluarganya untuk berpamitan.
Baca Juga: Ramuan Kunir Putih Kian Dicari Saat Pandemi Covid-19
"Surya dan Putri, papa dan mama akan pergi agak lama. Tolong jaga rumah ya. Kamu Surya jaga adikmu. Sedang kamu Putri, jangan terlalu manja. Harus belajar mandiri ya," pesan Parno.
Surya merasa sedikit agak aneh dengan pesan yang disampaikan ayah angkatnya, karena diucapkan dengan sangat serius dan dengan intonasi pelan-pelan. Sepertinya biar jelas dan dirinya dengan Putri bisa meresapinya. Berbeda dengan Putri, yang terlihat kurang respon, karena tetap asyik bermain dengan handphonenya.
"Putri...kamu dengan pesan papa."
"Eh..iya. Iya dengar papa," jawab Putri tergagap.
Baca Juga: Ajang Pencarian Bakat Penyanyi Dangdut Prima Founder STARDUTZ Buka Pendaftaran
Sudah biasa Parno menyetir sendiri mobilnya kemanapun ia pergi. Begitu pula kali ini, sekalipun perjalanan akan ditempuh cukup lama dan jauh, Parno tak mau naik pesawat. Ia bersikeras tetap membawa mobil dan menyetirnya sendiri.
"Jakarta sangat jauh Pa, kenapa tidak naik pesawat atau kereta saja. Nanti papa capek," kata Surya.
"Tidak apa-apa, nanti jalan santai saja, kalau capek kan banyak restoran atau hotel di jalan."
"Mama sebenarnya juga penginnya naik pasawat saja, tapi tahu sendiri to kamu kalau Papa sudah punya mau," timpal Dina.
"Sudah nggak usah berdebat, ayo kita berangkat sekarang."
Baca Juga: Nyimas Utari dan Misteri Kematian JP Coen 1: Penjajah Melakukan Monopoli Perdagangan Rempah-rempah
Segera barang bawaan diangkat Surya untuk dimasukkan bagasi mobil. Sebelum masuk ke mobil, Parno memeluk erat Surya dan Putri bergantian. Begitu pula dengan Dina kepada dua buah hatinya itu. Ada perasaan sepertinya kedua orang tua mereka akan pergi jauh dan lama sekali.
"Jangan lupa berdoa dulu, Papa, Mama," kata Putri.
Surya dan Putri pun melepas kebergian kedua orang tua mereka sambil melambaikan tangan. Mereka menunggu sampai mobil yang ditumpangi Parno dan Dina hilang ditelan gelapnya malam. Sungguh mereka tak menyadari, bahwa momen tersebut ternyata merupakan pertemuan terakhir dengan orang-orang yang sangat dicintai.
***