Kejujuran Membawa Nikmat 30: Hidup Berkecukupan Namun Tak Suka Bermewah-mewah

photo author
- Rabu, 29 September 2021 | 09:22 WIB
Surya hidup bahagia bersama Santi dengan dua anak mereka. (Ilustrasi Sibhe)
Surya hidup bahagia bersama Santi dengan dua anak mereka. (Ilustrasi Sibhe)

Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 7: Bahagianya Menyambut Kelahiran Buah Hati

Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 8: Terbongkarnya Rahasia Besar

Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 9: Orang Tua Angkat dan Kandung Sama Sayangnya

Sekalipun secara keuangan Surya berkecukupan, namun ia tidak ingin menggelar pesta pernihakan secara berlebihan. Ia lebih mengutamakan kekhidmatan, dibanding kemewahan.

Padahal selama ini sesuai dengan usahanya di dunia katering, Surya selalu terlibat dengan aneka ragam acara pesta pernikahan, yang pada umumnya menginginkan ada kesan kemewahan.

Acara akad nikah dilaksanakan di masjid terdekat dengan rumah Santi, sedang resepsi pesta pernikahan cukup di rumah Surya yang memang cukup luas. Surya merasa bangga pada Santi, karena semua gagasannya didukung dengan sepenuh hati. Tidak ada permintaan macam-macam dari Santi, sekalipun sejak kecil ia sudah hidup dalam kesusahan.

Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 10: Pesan Terakhir dari Papa

Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 11: Menerima Kabar Buruk Orang Tua Kecelakaan

Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 12: Selamat Jalan, Mama...

***

Hidup terasa cepat. Surya dan Santi telah resmi menjadi suami istri, dan metreka pun dikaruniai momongan, satu laki-laki dan satu perempuan yang melengkapi kehidupan rumah tangga muda itu. Bukan hanya kedua orang tuanya yang menyambug gembira kehadiran buah hatinya, Bu Karto pun sangat bersyukur sekalipun dari anak-anak lainnya ia juga sudah memiliki cucu.

Bu Karto mengakui Surya merupakan anak kebanggaannya, karena sudah mampu mengangkat derajat ekonomi keluarganya menjadi seperti sekarang ini yang tak pernah lagi kekurangan. Namun sudah menjadi hukum alam, bahwa akan selalu ada perputaran kehidupan.

Ada yang lahir maka ada pula yang mati. Beberapa bulan setelah kelahiran cucunya, Pak Karto yang memang sudah sakit-sakitan akhirnya meninggal dunia. Ia meninggal dengan tenang, karena menyaksikan anak turunnya sudah bahagia.

Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 13: Rasa Penyesalan Datang Setelah Mama Meninggal

Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 14: Teringat Pesan-pesan Mama Terakhir

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X