Kejujuran Membawa Nikmat 30: Hidup Berkecukupan Namun Tak Suka Bermewah-mewah

photo author
- Rabu, 29 September 2021 | 09:22 WIB
Surya hidup bahagia bersama Santi dengan dua anak mereka. (Ilustrasi Sibhe)
Surya hidup bahagia bersama Santi dengan dua anak mereka. (Ilustrasi Sibhe)

Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 15: Antara Mengurus Jenazah Mama dan Merawat Papa

Pak Karto masih sempat menyaksikan Surya meninggalkan rumah peninggalan Pak Parno, untuk menempati rumah baru yang dibeli hasil dari jerih payahnya sendiri. Sementara rumah dan seluruh harta peninggalan Parno diserahkannya kepada Putri.

Surya menyadari, dirinya hanya anak angkat dari keluarga Pak Parno, sehingga tak merasa berhak atas harta warisan yang ditinggalkan. Tidak ada wasiat khusus yang diterima Surya dari Pak Parno terkait dengan harta. Kala itu, dalam mimpinya Pak Parno hanya berwasiat kepada dirinya, agar menjaga Putri dengan baik.

Dan pesan itu sudah dilaksanakannya. Putri sudah dewasa dan berhak memutuskan kehidupannya sendiri. Bahkan ia sudah punya pria pilihan, yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Surya merasa, sudah saatnya ia hidup dengan kekuatannya sendiri, begitu pula dengan Putri.

Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 16: Menggunjing Orang Meninggal

Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 17: Mensegerakan Pemakaman

Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 18: Mimpi Diajak Papa ke Tempat yang Indah

"Apakah Mas Surya tidak sebaiknya tetap tinggal di sini?" kata Putri.
"Jiwa Mas tak mungkin pergi dari rumah ini, tapi bagaimana pun Mas sekarang sudah punya kehidupan sendiri. Begitu pula Putri, nantinya juga akan punya keluarga sendiri di sini," jawab Surya.

Dengan kejujuran dan keikhlasan yang selalu diajarkan Pak Parno, maka Surya pun telah mencapai kehidupan penuh kebahagiaan seperti sekarang.

Dari Ibnu Mas’ud ra. Berkata, Rasulullah saw. Bersabda: "Sesungguhnya shidq (kejujuran) itu membawa kepada kebaikan, Dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang akan selalu bertindak jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah swt sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan, dan kejahatan itu membawa ke neraka. Seseorang akan selalu berdusta sehingga ia ditulis di sisi Allah swt sebagai pendusta". (Muttafaqun ‘Alaih) (Habis)


Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X