hidayah

Kejujuran Membawa Nikmat 19: Berat Membayangkan Masa Depan

Kamis, 16 September 2021 | 10:56 WIB
Dokter Hadi memberi dukungan moral pada Surya. (Iustrasi Sibhe)

LEMAS seluruh tubuh Surya, setelah mendengar penjelasan dokter Hadi. Dunia seakan menjadi gelap. Beberapa saat ia hanya diam termenung memikirkan masa depan yang dirasanya sangat berat.

Setengahnya Surya ingin berontak, mengapa dirinya harus mengalami nasib yang sangat-sangat tidak ia inginkan.

Setengahnya lagi Surya masih belum percaya sepenuhnya akan ucapan dokter Hadi, yang menyebut bahwa harapan hidup papa Parno sudah sangat kecil sekali. Kondisi fisik Parno bukannya membaik, namun cenderung mengalami penurunan.

Baca Juga: 'Lovers of The Red Sky' Disukai Penggemar Drakor, Ini Beberapa Rahasianya

Jika saat ini ia masih bertahan hidup, itu dikarenakan alat bantu yang menempel di tubuhnya. Tanpa alat itu, maka sesungguhnya pak Parno sudah menyusul sang istri, bu Dina.

"Ya Allah, mengapa Engkau timpakan ujian yang begitu berat padaku," ucap Surya sambil menengadahkan wajahnya ke atas.

Bagi dokter Hadi, kejadian seperti ini sudah sering ia hadapi. Hal itu sudah menjadi bagian dari profesinya, yang setiap hari harus berjuang untuk mempertahankan hidup seseorang.

Baca Juga: Yang Diajak Nonton di Bioskop Ternyata Saudara Kembar Pacar yang Sudah Meninggal

Namun semua itu hanya upaya maksimal dari dirinya, yang tak lebih juga manusia biasa. Kalaupun upayanya mengalami kegagalan, maka tugas yang harus dilaksanakan adalah memberi ketenangan dan dorongan spirit sebaik-baiknya pada keluarga pasien.

"Sabar Mas Surya. Berat memang cobaan yang harus dihadapi. Kita manusia hanya bisa berdoa dan berusaha. Yakinlah, semua cobaan pasti ada hikmahnya. Dan Tuhan tidak akan memberi cobaan yang umatnya tak mampu menanggungya," kata dokter Hadi sambil menepuk-nepuk pundak Surya.

Surya bisa memahami apa yang diucapkan dokter Hadi, karena hal seperti itu sudah sering ia dengar. Dan memang sudah termaktub dalam Alquran.

Baca Juga: Mengapa Rasulullah Menganjurkan Umatnya untuk Bermurah Hati?

"Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan batas kemampuannya. Baginya ganjaran untuk apa yang diusahakannya, dan ia akan mendapat siksaan untuk apa yang diusahakannya. Dan mereka berkata, Ya Tuhan kami, janganlah Engkau menghukum kami jika kami lupa atau kami berbuat salah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau membebani kami tanggung jawab seperti Engkau telah bebankan atas orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami janganlah Engkau membebani kami apa yang kami tidak kuat menanggungnya; dan ma’afkanlah kami dan ampunilah kami serta kasihanilah kami kerana Engkaulah Pelindung kami, maka tolonglah kami terhadap kaum kafir." (Al Baqarah : 287)

Toh demikian, hati Surya tetap goyah. Dirinya merasa gamang menghadapi kemungkinan hidup tanpa papa dan mamanya. Apalagi menghadapi situasi seperti itu ia dalam posisi sendiri, tanpa sanak saudara yang bisa diajak untuk mencurahkan perasaannya. (Bersambung) *

 

Tags

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB