Dampak ketaatan serta kejujuran ini akan senantiasa dijaga dan dipraktikkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari meskipun itu sudah di luar tugas profesionalnya dan meskipun AI sangat mungkin bisa diajak untuk bersengkongkol dalam kejatan, namun dasar falsafah hidup yang kuat akan menolong manusia selalu dalam jalan kebenaran.
Kedua, "Alon-alon asal kelakon" adalah sebuah pepatah Jawa yang secara harfiah berarti "pelan-pelan asal tercapai". Pepatah ini menekankan pentingnya kesabaran dan ketelitian dalam melakukan sesuatu, dengan tujuan akhir yang pasti tercapai, meskipun dilakukan secara bertahap, karena hasil yang baik tidak selalu datang dengan cepat, namun konsisten akan memberikan hasil terbaik. Dunia ekonomi akuntansi yang serba canggih telah banyak dilakukan Artifial Intelengensi (AI) yang menuntut serba cepat dan taktis, namun ada hal yang tidak dapat digantikan AI misalnya pengambilan kebutuhan dan empati (welas asih) ketika melakukan pemeriksaan keuangan untuk memperoleh hasil yang wajar dengan kenyataan yang sesungguhnya.
Ketiga, “Ojo dumeh" yang berarti "jangan mentang-mentang". Ungkapan ini mengandung makna bahwa seseorang tidak boleh sombong atau merasa lebih dari orang lain hanya karena memiliki kelebihan tertentu, seperti kekuasaan, kekayaan, atau jabatan. Sejatihnya semua kekayaan yang diperoleh dari kerasnya persaingan dunia dalam Islam hanya dinilai sebagai titipan dari Tuhan dan ada hak bagi sebagian orang yang lain (tidak rakus).
Keempat, "Memayu Hayuning Bawana" adalah filosofi Jawa yang mengajarkan pentingnya menjaga dan memperindah dunia, serta menciptakan keseimbangan dan keharmonisan dalam kehidupan. Orang-orang yang memahami falsafah ini akan menjadi manusia paham bahwa kehidupan manusia tidak lepas dari lingkungannya, tidak lepas dari yang mencipta jagad raya (Tuhan Yang Maha Pencipta).
Baca Juga: Rayakan 75 Tahun VW Bus, Volkswagen Indonesia Boyong ID. BUZZ di Ajang JVWF 2025
Keyakinan ini sebagai bentuk pertanggungjawabannya kepada sang pencipta. Demikian juga kepada mahasiswa ekonomi akuntansi calon manajer, auditor, maupun sepesial keuangan lainnya yang atasnya melekat tanggungjawab tidak hanya kepada stakeholder sebagai pengguna, tetapi juga ingat tanggungjawab kepada tuhannya dan wajib menjaga kelestarian alamnya.
Dalam kesempatan ini penulis sepakat untuk menjadikan semua pembelajaran ekonomi akuntansi dalam sebuah model pembelajaran berbasis religiusitas dan kearifan lokal falsafah jawa. Model pembelajaran dapat dimasukkan melalui teori 4-D yaitu, define, design, develop, dan disseminate yang dipopulerkan oleh Dorothy S. Semmel dan Melvyn I. Semmel pada 1974.
Baca Juga: Mengayuh Semangat Kemerdekaan, Antangin Tour de Ambarrukmo 2025 Diikuti 1.200 Pejuang Cyclist
Akhirnya menambahkan detail model pembelajaran yang dimaksud dengan tahapan berikut ini: Pertama, Define sebagai tahap mendefiniskan, tujuan serta kendala pembelajaran melalui studi pendahuluan kepada perguruan tinggi, learner analysis untuk menganalisis karakteristik mahasiswa, task analysis untuk mengidentifikasi keterampilan mahasiswa, concept analysis untuk menganalisis konsep yang akan diajarkan, serta specifying instructional objectives untuk merumuskan tujuan dengan mengembangkan dari indikator.
Kedua, Design sebagai tahap merancang prototip bahan ajar dengan cara; constructing criterion-referenced tests atau menyusun tes kriteria sebagai evaluasi dalam modul pembelajaran ekonomi akuntansi berbasis budaya, lalu media selection atau menyeleksi media dengan mengemas materi kedalam suatu modul, memilih dan menetapkan format untuk modul, serta initial design untuk membuat rancangan awal modul pembelajaran.
Ketiga, Develop: Tahap ini untuk memodifikasi prototip modul menjadi versi final dengan cara penilaian instrumen dan divalidasi oleh ahli bahasa, kemudian diujicobakan kepada mahasiswa. Keempat, Disseminate atau penyebaran sebagai tahap akhir di mana modul pembelajaran yang telah dikembangkan diuji coba dan disebarluaskan untuk mengetahui efektivitasnya.
Selamat mempraktikkan dan kembangkan sesuai dengan kebutuhan bidang kita masing-masing.
*Penulis adalah Dosen Prodi Akuntansi Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta