Oleh: Heru Prasetya*
Muhammadiyah didirikan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 atau 18 November 1912. Berdasarkan penanggalan hijriyah usia Muhammadiyah saat ini 116 tahun atau 112 tahun menurut penanggalan miladiyah. Tulisan ini akan menggunakan usia 112 tahun karena sekarang ini sangat berdekatan dengan 18 November.
Perjalanan lebih dari satu abad, menghadirkan banyak hal yang diberikan organisasi yang didirikan KH. Ahmad Dahlan untuk jama’ahnya maupun masyarakat umum tanpa melihat perbedaan agama dan pilihan politik.
Data per November 2023 menyebutkan bahwa Muhammadiyah memiliki 172 perguruan tinggi (berlabel Muhammadiyah maupun ‘Aisyiyah), 122 rumah sakit (ditambah 20 dalam proses pembangunan), 231 klinik kesehatan, 5.345 sekolah/madrasah, luas tanah 214.742.677 meter persegi, 1.012 amal usaha sosial, dan 440 pesantren.
Baca Juga: Penghargaan bagi pegiat hingga lurah pengguna bahasa Jawa terbaik diumumkan lewat FTBI 2024
Selain misi kemanusiaan di tanah air, Muhammadiyah berperan dalam misi kemanusian internasional seperti di Palestina, Filipina, Rohingya (Myanmar), Pakistan, Cox Bazar (Bangladesh), Maroko, Turki, Nepal, Sudan, Libya, Yordania, dan Lebanon.
Di luar negeri bendera Muhammadiyah juga berkibar, antara lain dengan berdirinya 30 PCIM (Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah) di berbagai kota besar dunia, Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM), Muhammadiyah Australia Collage (MAC), TK ABA di Kairo, dan sekolah darurat untuk pengungsi Palestina di Lebanon.
Aset Muhammadiyah mencapai nilai Rp 400 triliun terdiri dari masjid, lembaga pendidikan, rumah sakit, uang, dan amal usaha lainnya. Jumlah anggota sudah menembus angka 60 juta orang.
Organisasi besar modern ini tidak hanya dijalankan oleh Pimpinan Pusat, juga pimpinan-pimpinan di bawahnya. Organisasi ini memiliki Pimpinan Wilayah untuk level provinsi (35), kemudian Pimpinan Daerah untuk Kabupaten/Kota (475), Pimpinan Cabang di kecamatan atau kapanewon (3.947), serta Pimpinan Ranting untuk Kelurahan atau Kampung (14.670).
Tingkatan pimpinan tersebut berjalan seiring sejalan dan bertanggung jawab di wilayah masing-masing. Hal ini memudahkan dalam menjangkau sasaran sampai level paling bawah. Harapannya, tidak ada warga negara yang lepas dari jangkauan programnya.
Dengan jangkauan yang sudah tersistem tersebut maka merealisasikan tema Milad tahun ini, yaitu "Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua", tentu bukan hal sulit.
Baca Juga: BRI Peduli Berdayakan Eks Pekerja Migran Indonesia (PMI), Begini Caranya
Ketika Ranting bergerak dalam koordinasi Cabang, Daerah, dan Wilayah maka seluruh rakyat akan tersentuh dan merasakan manfaat. Kepanjangan tangan dan ketajaman mata persyarikatan akan mampu menorobos lorong-lorong kampung tanpa mampu dihalang-halangi.