Kelompok usia paling banyak berusia 25-34 tahun (pria 20%, perempuan 17,7%) dengan menghabiskan waktu rata-rata hingga 7 jam 38 menit per hari untuk bermedsos.
Empat besar media sosial yang paling sering digunakan masyarakat melek digital di Indonesia adalah WhatsApp (90,9%), Instagram (85,3%), Facebook (81,6%), dan TikTok (73,5%).
Jika dilebarkan hingga lima besar adalah Telegram (61,3%). Sebenarnya, jika melihat riil lapangan maka hasil survei itu tidak mengejutkan.
Penulis ketika menyusuri warung-warung tak jauh dari sekolahan, menjumpai beberapa penjual (umumnya adalah kaum ibu) yang lebih asyik bermain gadget dibandingkan menawarkan barang jualannya.
Baca Juga: Disperinaker dan FPB Sukoharjo pantau pemenuhan hak karyawan Sritex yang terkena status dirumahkan
Bahkan sebagian sedang melakukan live di salah satu platform digital. Ibu-ibu itu tampak santai saja ketika penjual di sekitarnya banyak pembeli, sedangkan di tempatnya tidak ada pembeli.
Ada perubahan besar terkait perkembangan digital saat ini. Munculnya sebutan generasi rebahan, meski dipicu adanya Covid-19, tak lepas dari serbuan bertubi-tubi dari produk digital tersebut.
Berawal dari kekhawatiran terjangkit, kemudian diberlakukan belajar di rumah, dan pada akhirnya menikmati model belajar jarak jauh.
Bukan hanya belajar, bekerja jarak jauh pun seperti menjadi keharusan. Toh pertemuan tatap muka tidak begitu berpengaruh pada hasil pekerjaan. Di era Covid kita mengenal Work from Home (WfH).
Sekarang ketika wabah itu sudah berlalu, sebutan WfH maupun workshop atau seminar jarah jauh tetap menjadi kebutuhan. Itulah dampak kemajuan teknologi.
Baca Juga: Kerja keras untuk keluraga bagian dari sedekah
Sebagai organisasi besar, Muhammadiyah memiliki daya pikat yang kuat untuk ikut mengisi konten-konten media sosial dengan hal membangun dan berkemajuan. Didukung sumber daya manusia dan dana kuat, peran Muhammadiyah akan mampu meminimalisasi kekhawatiran bahwa media sosial dan dunia digital pada umumnya akan memberi dampak buruk bagi anak bangsa, baik generasi muda maupun generasi sebelumnya.
Banyaknya lembaga pendidikan, dari PAUD/TK hingga perguruan tinggi, akan mampu melahirkan generasi bangsa yang tangguh.
Ditambah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah kabinet baru sekarang tidak hanya kader persyarikatan, juga Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Baca Juga: Urusan gadai bisa ruwet bila seperti ini
Muhammadiyah akan menjadi garda utama dalam mengawal medsos dan segala produk digital sebagai bagian alat membangun karakter bangsa.