Milad 112 Muhammadiyah: Kemakmuran untuk Semua

photo author
- Senin, 18 November 2024 | 10:00 WIB
Heru Prasetya. (Dok Pribadi)
Heru Prasetya. (Dok Pribadi)

Kemiskinan

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2024 adalah 25,22 juta orang atau 9,03%. Kriteria masyarakat miskin adalah memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan, yaitu Rp 556.874 per kapita per bulan.

Lebih spesifik, masyarakat miskin adalah tidak memiliki tempat tinggal, kepala keluarga tidak bekerja atau tidak memiliki penghasilan tetap, pernah mengalami kekhawatiran tidak makan atau tidak makan sama sekali dalam setahun terakhir, luas lantai rumah kurang dari 8 m2 per orang, jenis lantai dan dinding terbuat dari bahan murah, tidak punya fasilitas MCK, serta sumber penerangan dan air minum tidak layak.

Muhammadiyah memiliki banyak piranti untuk mengentaskan mereka dari garis kemiskinan. Dengan lebih dari 100 jejaring Lazismu (Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah Muhammadiyah) di seluruh Indonesia maka akan sangat mudah merealisasikan "kemakmuran untuk semua" tersebut.

Baca Juga: Awas, dokter yang promosikan produk perawatan kulit di medsos bisa kena semprit MKEK IDI

Lazismu merupakan lembaga sosial Muhammadiyah untuk mengelola zakat, infaq, wakaf, dan dana kedermawanan lainnya.

Beberapa program yang sudah dilakukan di antaranya adalah berbagi makanan bergizi, meningkatkan kesejahteraan ekonomi, dan memberikan bantuan pangan, santunan, dan bantuan bentuk lain.

Juga memberikan bantuan modal dan pendampingan bagi UMK (Usaha Mikro dan Kecil). Dengan demikian sudah banyak yang dilakukan persyarikatan untuk pengentasan kemiskinan.

Tentu Muhammadiyah tidak bisa sendiri dalam mengentaskan kemiskinan tersebut. Sekaya apapun, menghadapi jumlah hingga 25,22 juta orang, seluruh komponen bangsa harus terlibat, dengan pemeran utama adalah pemerintah. Tapi apa yang sudah dilakukan, menunjukkan bahwa ormas keagamaan Islam ini sudah menunjukkan peran konkret.

Baca Juga: Ini yang perlu diketahui kaum pria, beda antara vasektomi dan kebiri

Media Sosial

Persoalan tak kalah penting adalah perkembangan dunia digital yang dampaknya sampai kemana-mana. Ada akibat positif dan dampak negatif. Keduanya bak dua sisi mata uang, tak bisa dipisahkan satu sama lain.

Ada satu sisi, pasti ada sisi lainnya. Meski begitu tidak mungkin membuang mata uang, agar tidak terdampak negatif, tetapi bagaimana menghadapi agar perkembangan teknologi punya nilai positif bagi kemaslahatan bersama.

Baca Juga: Jangan terkecoh, air minum kemasan tak sebabkan kemandulan, begini penjelasan dokter

Berdasarkan survei We Are Social per Januari 2024, sebanyak 49,9 persen atau sekitar 139 juta orang dari total populasi Indonesia, aktif menggunakan media sosial.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

FWK Membisikkan Kebangsaan dari Diskusi-diskusi Kecil

Jumat, 31 Oktober 2025 | 10:30 WIB

Budaya Hukum Persahabatan

Rabu, 24 September 2025 | 11:00 WIB

Generasi PhyGital: Tantangan Mendidik Generasi Dua Dunia

Minggu, 21 September 2025 | 10:13 WIB

Akhmad Munir dan Harapan Baru di Rumah Besar Wartawan

Selasa, 2 September 2025 | 09:52 WIB

Kemerdekaan Lingkungan, Keselamatan Rakyat

Rabu, 13 Agustus 2025 | 10:15 WIB

Mikroplastik: Ancaman Baru terhadap Kesehatan

Kamis, 7 Agustus 2025 | 09:00 WIB

Pro dan Kontra Identik Perpecahan?

Rabu, 6 Agustus 2025 | 12:05 WIB

Mentalitas Kemerdekaan

Jumat, 18 Juli 2025 | 16:50 WIB

Jabatan sebagai Amanah

Kamis, 19 Juni 2025 | 11:15 WIB
X