harianmerapi.com - Rukun iman yang keenam adalah percaya dengan takdir baik dan buruk. Umat muslim harus mempercayai bahwa Allah telah menakdirkan sesuatu pada manusia dan mempunyai faedah.
Menyifati takdir dengan "baik" adalah jelas. Adapun menyifati takdir dengan "buruk", maka ini yang selalu menjadi pertanyaan, sebab Allah sang pencipta adalah pencipta yang baik-baik. Kenapa ada takdir buruk?
Buku Induk Aqidah yang disyarah Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dan dibukukan syaikh Fahd bin Nashir bin lhrahim as-Sulaiman mencoba menjelaskan makna rukun iman keenam tersebut.
Baca Juga: Pengertian Thaharah dari Mahzab Maliki dan Hanafi
Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin maksud dari takdir buruk adalah keburukan yang ditakdirkan bukan keburukan takdir (qadar) itu sendiri.
Semua perbuatan Allah adalah kebaikan dan hikmah, akan tetapi keburukan ada pada apa yang dikerjakan dan ditakdirkan. Jadi keburukan di sini berdasarkan kepada apa yang ditakdirkan dan dilakukan.
Dicontohkan manusia mendapati keburukan pada sebagian makhluk yang diciptakan Allah, ada ular, kalajengking, binatang buas, penyakit, kemiskinan, paceklik dan lain-lain.
Baca Juga: Istri Pulang ke Rumah Orang Tuanya, Begini Cara Menjemputnya Menurut Buya Yahya
Semua itu buruk bagi manusia, karena tidak sesuai dengannya. Ada pula kemaksiatan, dosa, kekufuran, kefasikan, pembunuhan dan sebagainya.
Semua itu buruk akan tetapi dari sisi penisbatannya sebenarnya baik karena Allah tidak menakdirkannya kecuali berdasarkan hikmah yang agung lagi mendalam, diketahui oleh yang mengetahui dan tidak diketahui oleh yang jahil.
Dari sini, maka hendaknya manusia mengetahui, bahwa keburukan yang disandangkan kepada takdir adalah berdasarkan apa yang ditakdirkan dan dilakukan.
Baca Juga: Ketika Hidangan Tersaji, Antara Sholat atau Makan Harus Didahulukan Mana? Ini Jawaban Gus Mus
Bukan berdasarkan takdir itu sendiri yang merupakan takdir dan perbuatan Allah. Selanjutnya hendaknya mengetahui bahwa apa yang ditakdirkan itu bisa jadi dari sisi dirinya adalah buruk, akan tetapi dari sisi yang lain adalah baik.
Contoh lain adalah penyakit. Manusia yang sakit maka tanpa ragu menyebut sebagai buruk baginya, akan tetapi sebenarnya ia mengandung kebaikan.
Artikel Terkait
Semua Nabi dan Rasul Allah Itu Pejuang Penegakan HAM yang Paling Gigih dan Paling Banyak Menghadapi Risiko
Muslim yang Selalu Berperilaku Jujur akan Diberikan Hak-hak Istimewa oleh Allah SWT
Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Kunci Cepat Memperoleh Keturunan bagi Pasangan Suami Istri
Maulid Nabi Muhammad SAW Bagian 3, Awal Mula Pertemuan Abdullah dengan Aminah
Buya Yahya: Mimpi Buruk Tidak Membahayakan Manusia
Kekuatan Budi Pekerti Salah Satu Kunci Utama Keberhasilan Syiar Islam
Ini Syarat Anak yang Boleh Diangkat, Bisa Seusia Anak SMA
Ustadz Abdul Somad Membahas Sedekah dari Duit Korupsi dan Penjualan Narkoba
Ustadz Abdul Somad Bicara Hari Pahlawan, Generasi Muda Harus Ditanamkan Nasionalisme dan Keislaman
Kata Ustadz Abdul Somad, Ini Penyebab Amal Anak Otomatis Amal Orang Tuanya