KLITIH menjadi fenomena yang menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat Yogyakarta dalam beberapa tahun terakhir. Istilah klitih yang awalnya berarti aktivitas jalan-jalan malam kini merujuk pada tindakan kekerasan jalanan, terutama oleh kelompok remaja, yang kerap terjadi pada malam hari.
Kejahatan jalanan ini umumnya dilakukan tanpa alasan yang jelas, dengan korban yang dipilih secara acak, sering kali menggunakan senjata tajam, sehingga menimbulkan ketakutan baik bagi warga lokal maupun wisatawan. Fenomena ini tidak hanya berdampak pada keamanan, tetapi juga pada citra Yogyakarta sebagai kota pelajar dan wisata yang dikenal aman.
Baca Juga: Hilangkan imej Yogya kota klitih
Beberapa faktor penyebab maraknya klitih ini di antaranya karena pergaulan yang kurang baik. Banyak di antara pelaku klitih adalah remaja atau pelajar yang ingin diakui oleh teman-temannya atau kelompoknya serta keinginan untuk menunjukkan kekuatan atau keberanian. Kurangnya pengawasan dari orang tua atau keluarga juga membuat mereka mudah terjerumus dalam kegiatan negatif.
Selain itu, media sosial juga ikut mempengaruhi karena seringkali aksi klitih direkam dan dibagikan di media sosial, baik sebagai bentuk tantangan maupun kebanggaan. Ini kemudian menimbulkan ‘tantangan’ antargeng yang semakin memperparah situasi, karena dapat saling memprovokasi untuk melakukan aksi kekerasan yang lebih parah.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah masih kurangnya kesadaran tentang hukum, mereka yang melakukan klitih cenderung meremehkan ancaman hukuman atau bahkan tidak menyadari bahwa tindakan mereka bisa berdampak serius pada diri mereka dan orang lain.
Baca Juga: Pemda DIY Uji Coba Bus Listrik di Kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta
Maraknya klitih memberikan dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat Yogyakarta. Pertama, rasa takut di kalangan masyarakat semakin meningkat. Banyak warga merasa tidak aman untuk beraktivitas di malam hari, bahkan di jalanan yang seharusnya ramai. Kedua, citra Yogyakarta sebagai kota pelajar dan tujuan wisata ikut tercoreng. Banyak wisatawan yang khawatir akan keselamatan mereka saat berkunjung ke Yogyakarta, yang pada akhirnya berdampak pada perekonomian kota.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi klitih antara lain:
- Peran Orang Tua dalam Pengawasan
Orang tua perlu aktif dalam memantau pergaulan dan aktivitas anak-anaknya. Dengan adanya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, orang tua bisa mengawal dan membimbing anaknya dan diharapkan dapat lebih terbuka dan tidak mudah terjerumus ke dalam kegiatan yang merugikan.
Baca Juga: Wapres Minta Sistem Zonasi PPDB Dihilangkan
- Peran Pihak Sekolah dan Pemerintah
Pihak sekolah perlu mengawasi siswa dan memberikan edukasi anti kekerasan agar para siswa menyadari aksi klitih merupakan aksi kekerasan dan tindakan kriminal yang serius. Pemerintah Kota Yogyakarta telah memberlakukan jam malam bagi anak pada pukul 22.00 WIB hingga 04.00 WIB. Aturan jam malam diharapkan mencegah anak tidak keluyuran di malam hari. Jam malam anak itu termuat dalam Peraturan Wali Kota Yogyakarta Nomor 49 tahun 2022 tentang Jam Malam Anak. Diharapkan aturan jam malam anak ini bisa diberlakukan di kabupaten lainnya di Provinsi DIY.
- Meningkatkan Keamanan oleh Aparat Kepolisian
Aparat kepolisian perlu meningkatkan patroli terutama pada jam-jam rawan, untuk meminimalisir kegiatan klitih terjadi, memberikan sosialisasi kepada remaja tentang bahaya tindakan kejahatan serta menindak tegas pelaku klitih sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,. Penanganan yang berkelanjutan sangat penting agar keamanan dan kenyamanan masyarakat Yogyakarta dapat pulih, serta mengembalikan citra Yogyakarta sebagai kota pelajar yang aman, nyaman, dan ramah.
- Pengembangan Fasilitas dan Kegiatan Positif bagi Remaja
Pemerintah daerah dan komunitas perlu menyediakan lebih banyak fasilitas olahraga, seni, dan kegiatan produktif yang bisa diakses oleh remaja. Kegiatan positif ini akan membantu mereka menyalurkan energi secara lebih bermanfaat. Klub olahraga, sanggar seni, atau komunitas kepemudaan bisa menjadi wadah yang baik untuk menghindarkan remaja dari aktivitas negatif.