Ki Joko Wasis biasa melukis sambil berjalan kaki, sebagian karya lukisnya disedekahkan

photo author
- Rabu, 25 Januari 2023 | 10:00 WIB
Ki Joko Wasis saat menyelesaikan karya lukisnya dan ditemani oleh istrinya.  (Foto: Sulistyanto)
Ki Joko Wasis saat menyelesaikan karya lukisnya dan ditemani oleh istrinya. (Foto: Sulistyanto)

HARIAN MERAPIKi Joko Wasis dengan nama aslinya M. Repdianto pernah menuntut ilmu di Sekolah Seni Rupa Indonesia (SSRI) Yogyakarta (sekarang SMSR Yogyakarta).

Namun karena beberapa alasan, terutama karena lebih senang mencari uang (bekerja), ia tak sampai lulus ketika menuntut ilmu di SSRI. Saat remaja, bekerja serabutan termasuk yang banyak disenangi.

Khususnya dalam bidang seni-budaya, Ki Joko Wasis mengungkapkan lebih berminat yang ada kaitannya dengan empat hal, yaitu yang ada kaitannya dengan kata (sastra), nada (musik), gerak (tari/teater) dan warna (seni rupa). Bisa pula disingkat, Kana Gewa.

Baca Juga: Duta Besar Indonesia untuk Italia Muhamamd Prakosa wafat di Roma Italia, dimakamkan di Bambanglipuro Bantul

“Jadi selain melukis, saya senang juga main teater, menari, membuat dan membaca puisi hingga bermain musik. Ketika menyanyi, tak jarang yang menjadi backing vokalnya, istri saya,” paparnya, belum lama ini.

Saat ini, lagu karyanya dan sedang tahap finishing di studio musik milik saudaranya, sebut Ki Joko Wasis, yaitu yang berjudul: Alkid Jogja Oke. Jika sudah tahap finishing akan segera ditayangkan di YouTube.

Sedangkan kegiatan teater/drama cerita yang ia dukung, belum lama ini, yakni Mlungsungi karya Emha Ainun Najib (Mbah Nun). Ia berperan sebagai salah satu dari tiga makhluk yang sering menari-nari dalam pentas Mlungsungi tersebut.

Baca Juga: KPU buka pendaftaran Pantarlih Pemilu 2024, gaji Rp 1 juta menanti untuk sekali kerja

“Harusnya, waktu itu yang memainkannya Jemek Supardi tokoh pantomim asal Jogja. Tapi sedang sering sakit, akhirnya saya ada yang mengajak untuk mendukung Mlungsungi menggantikan Jemek Supardi,” kenangnya.

Adapun kegiatan terkait seni lukis, saat pandemi Covid-19 mulai mereda, ia melukis sambil berjalan dari Tugu Jogja sampai mendekati Kandang Menjangan Krapyak.

Dalam kegiatan bertajuk Reresi Pagebluk tersebut, ia berjalan kaki di belakang gerobak khusus yang ditarik sepeda motor. Pada bagian belakang gerobak dipasang kanvas dan ia melukis menggunakan akrilik.

Hal serupa pernah dilakukan pula berjalan kaki dari tempat lahirnya kawasan Nagan Jogja, melewati sebagian jalan di nJeron Beteng dan menuju Museum Soeharto di Sedayu Bantul.

Hasil lukisan dari kegiatan bertajuk Sedekah Sejarah tersebut ada yang berjudul Manakib Soeharto dan Esem Semeleh. Hasil lukisan ada yang disedekahkan untuk Museum Soeharto maupun Pemkot Jogja.

Baca Juga: Tinjau pembangunan sodetan Kali Ciliwung yang mangkrak 6 tahun, Jokowi optimis rampung April 2023

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X