“Pak Harto sebagai presiden kedua Republik Indonesia yang juga sering disebut sebagai Bapak Pembangunan, termasuk bagian dari sejarah negara kita tercinta ini,” paparnya.
Lain halnya ketika presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ia pernah pula melukis sambil jalan kaki bertajuk Sedekah Negara. Kegiatan ini untuk mengenang serbuan Sultan Agung dari Kesultanan Mataram ke Batavia dan mampu melumpuhkan pasukan VOC.
“Sebelum menuju Jakarta, waktu itu saya pamitan juga dengan juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan,” kenang Ki Joko Wasis.
Hasil lukisan dari kegiatan tersebut, lanjutnya, ada yang disedekahkan ke Istana Negara, Jakarta dan diterima oleh bagian Rumah Tangga Kepresidenan.
Ia berharap sedekah lukisan tersebut termasuk bagian dari ibadah dan mendapat pahala dari Yang Maha Kuasa. Ketika membuat lukisan sketsa wajah di Alun-alun Kidul (Alkid) Kraton Yogyakarta, ia menerapkan bayar seikhlasnya (suka rela).
Baca Juga: Ungkap kasus curanmor di pondok pesantren, 4 anggota Polsek di Bantul terima penghargaan
“Pernah ada anak-anak naik sepeda onthel mengaku hanya membawa uang Rp 2.000, tapi ingin dilukis wajahnya. Agar merasa senang, saya mau juga untuk melukisnya, lalu uangnya saya berikan ke pengemis,” ungkap Ki Joko.
Saat ditemui di tempat tinggalnya, Ki Joko Wasis sedang menyelesaikan karya lukis bertema ikan hias pesanan temannya. Ia tak akan menyebutkan harganya, dan seumpama tak dibayar oleh temannya akan dianggap sebagai sedekah.*