Upaya regenerasi penulis sastra Jawa, Paramarta adakan workshop geguritan dan cerkak

photo author
- Minggu, 2 Oktober 2022 | 14:50 WIB
Sebagian peserta workshop dalam sesion foto bersama seusai kegiatan.  (Teguh Priyono)
Sebagian peserta workshop dalam sesion foto bersama seusai kegiatan. (Teguh Priyono)

HARIAN MERAPI - Upaya untuk melestarikan tradisi literasi dan sastra di kalangan masyarakat luas terutama sastra dalam bahasa Jawa seperti geguritan dan cerita cekak (cerkak), Paguyuban Sastrawan Jawa Bantul (PSJB) Paramarta menggelar Workshop Menulis geguritan dan cerkak.

Kegiatan yang diikuti tidak kurang 25 peserta dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas geguritan dan cerkak, berlangsung di SMK N 2 Sewon, Timbulharjo, Sabtu (1/10/2022).

Sebagai mana diungkap Ketua PSJB Paramarta, Bambang Nugroho, kegiatan ini merupakan salah satu tanggung jawab paguyuban untuk memberikan edukasi kepada masyarakat luas guna melestarikan budaya literasi sastra Jawa melalui regenerasi penulis dan sastrawan muda.

Baca Juga: Persiapkan lulusan SMK masuki dunia kerja, SMK TKM Purworejo gandeng PT Bukaka lakukan sinkronisasi kurikulum

Menurut Bambang, salah satu upaya untuk menumbuhkan minat menulis khususnya karya sastra dalam bahasa Jawa harus dilakukan dengan bentuk workshop seperti ini.

"Ini kegiatan kali kedua sebelumnya Paramarta juga pernah pelakukan kegiatan yang sama yaitu workshop menulis novel berbahasa Jawa," tutur Bambang.

Dalam kegiatan ini dijelaskan Bambang, selain peserta mendapatkan materi serta bimbingan narasumber seperti M. Widhy Pratiwi, Umi Kuntari untuk penulisan cerkak.

Sedangkan Ardini Pangastuti, Suwarsidi atau eSWe Sidi untuk penulisan geguritan. Para peserta juga dibimbing bagaimana membuat karya sastra meski dengan tema sederhana.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Menpora : Harus ada yang mempertanggungjawabkan sesuai aturan

Bagi kelas geguritan setelah peserta mampu membuat karya, mereka diminta untuk membacakan karya geguritannya dan direkam lewat video lantas dibagikan ke berbagai grup yang dimilikinya.

"Untuk peserta memang beragam latar belakang, bahkan ada beberapa siswa SMP dan seorang siswa kelas enam SD. Dari sini sebenarnya cukup menggembirakan karena meski masih sedikit tetapi minat untuk apresiasi karya sastra Jawa di kalangan pelajar masih dapat tumbuh," tandas Bambang.

Sementara itu menurut Suwarsidi, apresiasi karya sastra Jawa memang harus terus digencarkan kepada masyarakat luas.

Terutama kepada para generasi muda, harapannya agar mereka tetap memiliki kecintaan pada karya sastra Jawa yang bila dirasakan akan mempertajam akal budi.

Baca Juga: Tak ada sepakbola sebanding nyawa, kasus meninggalnya 127 orang akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X