HARIAN MERAPI - Melekat sebagai Kota Budaya, Yogyakarta juga merupakan ruang berkesenian. Meramaikan Festival Kebudayaan DIY 2022, para perupa Kota Yogyakarta tampilkan karyanya dalam pameran bertajuk GANGSAR #2 Gugur Gunung.
Kekhasan akulturasi budaya di setiap sudut Kota Yogyakarta tidak lepas dari visual-visual peradaban seni dari masa ke masa. Inilah yang menjadikan Kota Yogyakarta dikenal sebagai Kota Budaya.
Peran para budayawan, seniman, masyarakat serta pemerintah kota telah memberikan kontribusi terhadap lekatnya unsur-unsur budaya di kota ini.
Baca Juga: Wati lolos dari tipu daya gendruwo yang nyamar jadi suami, untung hanya sempat cium pipi
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta tahun 2022 kembali berpartisipasi dalam Festival Kebudayaan DIY yang bertajuk "Merekah Ruah" yang diselenggarakan 12-25 September 2022.
Salah satu bentuk kegiatan yang diselenggarakan yakni Pameran Perupa Kota Yogyakarta bertema GANGSAR #2 Gugur Gunung.
Kegiatan seni ini juga digelar untuk meramaikan Festival Kesenian Yogyakarta 2022 yang berlangsung dari 17-23 September 2022.
Pameran seni rupa GANGSAR #2 Gugur Gunung 2022 diselenggarakan di Museum Kotagede.
Baca Juga: Jalan-jalan cepat di pagi hari, olahraga terbaik, ini penjelasan Prof Zubairi Djoerban
"Yogyakarta dikenal sebagai kotanya gudang seni, yang tak pernah sepi dari kegiatan seni di ruang publik. Kegiatan berkesenian ini patut kita dukung bersama, kegiatan ini juga menjadi wujud pemerintah menyapa dan mengenal warga seni rupa di Kota Yogyakarta," ujar Anggota Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Astuti Kusumo.
Perayaan terhadap hasil cipta karsa dan karya kebudayaan Kota Yogyakarta, sudah semestinya selalu dirayakan secara semarak sebagai wujud apresiasi untuk semua elemen pendukung kemajuan kebudayaan di Kota Yogyakarta.
Praktisi Seni dari Fakultas Seni Rupa dan Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Suwarno Wisetrotomo memberikan catatan penting tentang pentingnya membangun identitas seni Kota Yogyakarta.
Baca Juga: Longsor di Banyumas, Tim SAR gabungan masih evakuasi korban, begini kondisinya
Suwarno mengatakan dalam birokrasi seperti di Indonesia kini, di samping soal adakah seniman "warga setempat", ada beberapa persoalan yang perlu dipetakan untuk membangun identitas seni Kota Yogyakarta.
"(Salah satunya) Kota akan semakin bertumbuh menjadi 'pintar' yang memudahkan warganya hidup bersama. Kemudian kota akan berfungsi sebagai kota penghubung sekaligus melting pot bagi para seniman dari mana pun asal tinggalnya," kata dia.
Suwarno menambahkan, identitas Kota Yogyakarta perlu dibangun dan dikukuhkan dengan banyak cara, antara lain melalui pinggiran dan sejumlah situs.