harianmerapi.com - Kisah perlawanan Karaeng Galesong. Ketika itu Karaeng Galesong dan Trunajoyo menemui Panembahan Rama di Kediri.
Orang tua yang sakti dan ampuh itu membawa kabar dari Pangeran Adipati Anom di Mataram.
Putra sang Prabu tersebut diam-diam kurang sependapat dengan ayahnya.
Tidak cuma itu, Sang Prabu yang dinilai oleh para petinggi Mataram sering berbuat kejam kepada pihak-pihak yang berseberangan pendapat itu sungguh merepotkan.
Para kawula Mataram banyak yang mengharapkan agar Pangeran Adipati Anom segera naik tahta sebelum Mataram terlanjur rusak.
“Kulup, aku percaya kamu punya kemampuan yang bisa dibanggakan”, kata Panembahan Rama kepada Trunojoyo.
Baca Juga: Perlawanan Karaeng Galesong 2: Buton Diduduki Belanda, Membawa 2000 Prajurit Menyeberang ke Jawa
“Maksud Eyang?”
“Pangeran Adipati Anom akan menjadikan dirimu sebagai wayang untuk diadu dengan Kanjeng Sultan di Mataram."
"Jika kamu menang Pangeran Adipati Anom berjanji akan memberikan apapun yang kamu minta. Tetapi jika kamu kalah maka tamatlah riwayatmu. Kamu sanggup?”
“Akan aku pertaruhkan darah dan nyawaku demi Kanjeng Adipati Anom dan demi tanah Mataram kelak”, jawab Trunojoyo.
Baca Juga: Perlawanan Karaeng Galesong 3: Merampas Senjata dan Meriam dari Kapal Perang Belanda
“Bagus. Eyang hanya bisa membantu dari belakang. Sebab Eyang perhatikan kekuatan prajuritmu jika bergabung dengan prajurit Karaeng Galesong akan sanggup membedah Mataram”
“Aku bersedia, Eyang”, jawab Karaeng Galesong menyahut.