harianmerapi.com - Kisah perlawanan Karaeng Gaesong. Kekalahan prajurit Mataram sekaligus kematian Panji Karsula sudah di dengar oleh Kanjeng Sultan di Mataram.
Sultan Mataram kemudian memerintahkan pengganti panglima perangnya dengan Tumenggung Pawira Taruna agar segera berangkat ke Demung dan Pejarakan melanjutkan menumpas Karaeng Galesong dan pengikutnya.
“Sendika dhawuh, Kanjeng Sultan”, jawab Tumenggung Pawira Taruna.
“Pawira Taruna, kamu ingsun izinkan mengajak Wirabumi, Wirawangsa, dan Pulangjiwa."
"Selain itu juga ajak pula satu bataliyon kompeni dibawah pimpinan Kapten Dulkup yang berkedudukan di Jepara. Mereka telah berjanji ingin membantu Mataram!”
“Sendika dhawuh, Kanjeng Sultan”
Tumenggung Pawira Taruna dan rombongan segera berangkat ke Demung naik perahu layar menyusuri pantai utara Jawa ke arah timur.
Sesampainya di Jepara Tumenggung Pawira Taruna menemui Kapten Dulkup menanyakan apakah dia sudah berjanji kepada Kanjeng Sultan untuk membantu Mataram?
Baca Juga: Perlawanan Karaeng Galesong 2: Buton Diduduki Belanda, Membawa 2000 Prajurit Menyeberang ke Jawa
“Ya, aku sanggup bantu Mataram asalkan ....??” Belanda itu tersenyum memandangi wajah Tumenggung Pawira Taruna.
“Asalkan apa?” Tumenggung Pawira Taruna mendesak sambil matanya mendelik.
“Ha ha ha...” Kapten Dulkup tertawa sembari menggangsurkan jempol kanannya ke jari-jarinya berkali-kali.
“Maksudmu, kamu minta duit? Bayaran atau upah? Begitu!”
“Betul, betul, betul, Tumenggung. Kita kan kerja bertaruh nyawa? Masak nggak dibayar?”