harianmerapi.com - Kisah Perlawanan Karaeng Galesong. Sorak sorai para prajurit Mataram dengan penuh semangat juang dan keberanian,
Senjata-senjata mereka terhunus, tombak-tombak mulai merunduk, anak-anak panah terpasang pada gendewanya siap meluncur sewaktu-waktu,
dan derap langkah mereka pun kian memantapkan tekadnya untuk menumpas Karaeng Galesong berikut bala prajuritnya.
Sementara di seputar benteng pertahanannya Karaeng Galesong dan kawan-kawannya siap menghadang Prajurit-prajurit Mataram
dengan senjata terhunus meski dalam hati mereka merasa tidak bakalan kuat menahan laju serangan musuh yang yang tak terbilang banyaknya.
“Kawan-kawan, tahan sebentar serangan prajurit Mataram dalam waktu sekejap saja!”, kata Karaeng Galesong kepada orang-orang kepercaayaannya.
“Maksudmu bagaimana itu?”, tanya Daeng Winggeni dan Daeng Maklucing hampir bersamaan.
“Kita ladeni serangan mereka sebentar. Setelah itu kita lari melingkari benteng kemudian masuk ke hutan sebelah sana."
Baca Juga: Perlawanan Karaeng Galesong 2: Buton Diduduki Belanda, Membawa 2000 Prajurit Menyeberang ke Jawa
"Nah, jika mereka mengejar kita masuk ke hutan maka disitulah kita akan melawan habis-habisan."
"Aku yakin mereka tidak terampil berperang di tempat yang rimbun dan kita akan diuntungkan karena terbiasa hidup di rimba raya”, jawab Karaeng Galesong.
Daeng Winggeni dan Daeng Maklucing mengangguk-angguk, paham.
Mereka berdua segera bergegas meninggalkan Karaeng Galesong kembali bergabung dengan anak buahnya masing-masing.
Bagaikan seekor naga raksasa prajurit-prajurit Mataram datang dengan ancamannya yang luar biasa berusaha memporakporandakan kekuatan Karaeng Galesong.