harianmerapi.com - Kisah perlawanan Karaeng Galesong. Karaeng Galesong bernama lengkap I Maninrori I Kare Tojeng Karaeng Galesong.
Lahir di Bonto Majannang, Sinoa, Bantaeng, Sulawesi Selatan, 29 Maret 1655. Meninggal di Ngantang, Malang, Jawa Timur, 21 November 1679 pada umur 24 tahun.
Ia seorang laksamana angkatan laut Kerajaan Gowa yang terus melakukan peperangan di laut melawan VOC,
Baca Juga: Kejadian Horor Ketemu Hantu Berwajah Mengerikan Saat Berangkat ke Sekolah Lewat Hutan
bahkan setelah Perjanjian Bongaya ditandatangani Sultan Hasanuddin. Berikut kisah kepahlawanannya yang diambil dari beberapa sumber.
Di penghujung bulan Desember 1667 Prajurit Kasultanan Makasar yang bertugas menjaga benteng pertahanan di Pulau Buton tercerai berai.
Benteng yang merupakan tempat menyimpan cadangan bahan makanan Kerajaan Goa itu meski sudah dipertahankan oleh 700 kapal Perang kecil berikut 20.000 prajurit kerajaan gagal menghadapi gempuran Cornelis Speelmen dan pasukan VOC.
Tentu saja ini karena persenjataan VOC yang jauh lebih modern. Meski begitu korban yang berjatuhan di kedua belah pihak cukup banyak.
Di tengah situasi yang kacau balau, masing-masing kelompok prajurit Makasar lari menyelamatkan diri dan sebagian ada yang ditangkap Belanda menjadi tawanan perang termasuk Kraeng Galesong salah satu pemimpin kelompok bersama anak buahnya.
Artikel Terkait
Dampak Perjanjian Giyanti 1: Usaha VOC untuk Memecah Belah Kerajaan Mataram yang Kuat
Dampak Perjanjian Giyanti 2: Raden Mas Said Menghimpun Kekuatan Melawan Kekuasaan VOC
Dampak Perjanjian Giyanti 3: Pangeran Mangkubumi Bersatu dengan Raden Mas Said Menghadapi VOC
Dampak Perjanjian Giyanti 4: Perlawanan Pangeran Mangkubumi Membawa Korban di Kubu VOC
Dampak Perjanjian Giyanti 5: Niat VOC Memecah Belah Mataram dengan 10 Pasal Perjanjian