harianmerapi.com - Kisah perlawanan Karaeng Galesong. Sultan Mataram memerintahkan Adipati Martalaya segera berangkat ke Demung membawa seluruh pasukannya.
Sultan Mataram juga memerintahkan untuk mengajak semua bupati pesisir sekalian prajuritnya guna menambah kekuatan menghadapi Karaeng Galesong yang gabung dengan Trunojoyo.
Adipati Martalaya bersama 300 orang prajurit Jagasura yang berpakaian seragam segera bergabung dengan mantan prajurit-prajurit Demak berjumlah 400 orang yang dipimpin oleh Marunajaya dan Wiramantri.
Kedua kakak beradik ini adalah sahabat baiknya Adipati Martalaya maka mereka tidak keberatan ketika dimintai bantuannya.
Sedangkan beberapa Bupati di daerah pesisir utara Jawa juga sudah banyak yang berkumpul dengan diiringi prajurit-prajurit mereka.
Sehingga kekuatan Adipati Martalaya menjadi berlipat ganda.
Sampai ribuanlah jumlah mereka yang siap diberangkatkan ke medan tempur untuk memerangi pasukan Karaeng Galesong yang kemungkinan mereka kini bergabung dengan kekuatan pemberontak Trunajaya.
Baca Juga: Perlawanan Karaeng Galesong 2: Buton Diduduki Belanda, Membawa 2000 Prajurit Menyeberang ke Jawa
Meski Trunajaya sendiri bearasal dari Sampang Madura namun banyak pengikutnya yang sudah berada di Surabaya.
Perjalanan mereka melalui laut dengan menggunakan ratusan perahu layar menyusuri sepanjang pantai utara Jawa ke arah timur.
Menurut laporan para prajurit sandi yang bertugas mengamati gerak gerik musuh.
Trunajaya yang semula berbasis pertahanan di Surabaya kini beralih ke wilayah Kediri.
Baca Juga: Perlawanan Karaeng Galesong 3: Merampas Senjata dan Meriam dari Kapal Perang Belanda
Barangkali karena daerah ini relatif lebih datar sehingga memungkinkan untuk bertarung dengan peperangan terbuka menghadapi prajurit-prajurit Mataram.