Ada pula petugas sandi yang melaporkan, hubungan antara Trunojoyo dengan Karaeng Galesong kini tambah akrab setelah orang Makasar itu mempersunting anak gadisnya.
“Tidak masalah” , berkata Adipati Martalaya, “Trunojoyo atau siapapun dan dimanapun kita sanggup melawannya.
Lihat, ribuan prajurit kita! Bukankah itu merupakan kekuatan yang luar biasa hebatnya?” Adipati Martalaya tersenyum bangga.
Baca Juga: Perlawanan Karaeng Galesong 4: Pasukan Belanda Dimeriam dengan Senjatanya Sendiri
“Dari segi jumlah prajurit memang iya, Kakang. Tetapi yang belum kita mengerti adalah kemampuan Karaeng Galesong dan kawan-kawan itu?"
"Apakah mereka prajurit-prajurit biasa ataukah orang yang memiliki ilmu kanuragan yang tinggi?”, kata Wiramantri.
“Ah, jangan suka khawatir dengan cara seperti itu! Percayalah dengan kukuatan kita”, sambung Panji Karsula senopati perang Mataram yang gagah berani berasal dari Jepara.
“Apakah Kakang Panji Karsula sudah mengetahui persisnya kemampuan mereka?”
Baca Juga: Perlawanan Karaeng Galesong 5: Mendarat di Pelabuhan Demung, Menjarah Harta Benda Orang Pesisir
“Mereka itu hanya tandangnya saja yang nekad, keras, dan bengis. Soal kemampuan berolahkanuragan ya sama saja dengan prajurit-prajurit kita.
Makanya kita harus pintar-pintar menyusun strategi, ngesuhi para prajurit, dan membawanya pada situasi yang tepat dalam perang gelar nanti.
Sebab di dalam perang ada aturan main dan unggah-ungguhnya tidak sekadar berani nekad akan celaka sendiri mereka yang bebuat seperti itu”. (Ditulis: Akhiyadi/Koran Merapi) *