Baca Juga: Perlawanan Karaeng Galesong 3: Merampas Senjata dan Meriam dari Kapal Perang Belanda
Suara denting senjata beradu mulai terdengar bersautan, saling menyerang dan diserang, menghindar dan menangkis di antara senjata-senjata mereka.
Pasukan Karaeng Galesong yang tingkah lakunya kasar itu berteriak-teriak dan menjerit-jerit yang tak mudah dimengerti apa maksudnya.
“Theng, theng, theng, theng.......??” terdengar suara mengelontheng keras sekali.
Karaeng Galesong memukul-mukul bekas selongsong peluru meriam ukuran besar.
Ini pertanda bahwa mereka harus segera mundur meninggalkan lawan-lawannya dan berlari masuk ke hutan.
Baca Juga: Perlawanan Karaeng Galesong 4: Pasukan Belanda Dimeriam dengan Senjatanya Sendiri
“Pengecut kau! Kawan-kawan, lepaskan anak panah kalian!””, teriak seorang lurah Prajurit Sarageni bernama Ngabei Wangsadipa sambil mengejar musuhnya.
Dia menghujani mereka dengan ratusan anak panah yang dilepaskan dari busurnya.
Sehingga banyak pasukan Karaeng Galesong yang jatuh jadi korban tertembus punggungnya. (Ditulis: Akhiyadi/Koran Merapi) *