harianmerapi.com - Kisah perlawanan Karaeng Galesong. Pasukan prajurit Mataram mulai menarik diri sebelum terlanjur korban banyak berjatuhan terkena peluru meriam yang meledak dan pecahannya menyebar kemana-mana.
Agaknya jumlah peluru meriam yang dimiliki Karaeng Galesong terbatas.
Sehingga mereka terpaksa menghentikan senjata dahsyat tersebut karena kehabisan amunisi.
Tumenggung Pawira Taruna mencoba menahan gerak mundur pasukannya.
Ia lalu menunggang kudanya diiringi oleh empat puluh orang pengiringnya mendekati pertahanan Karaeng Galesong.
Mereka mengamuk menyerang orang-orang Karaeng Galesong dengan bersenjatakan tombak, kuda-kuda merekapun terlatih baik dapat melakukan serangan kepada musuh dengan menyepakkan kaki-kakinya ke sana kemari mencari sasaran.
Jika kurang waspada kena pengkalan kaki kuda itu orang bisa pecah dadanya.
Baca Juga: Perlawanan Karaeng Galesong 2: Buton Diduduki Belanda, Membawa 2000 Prajurit Menyeberang ke Jawa
Karaeng Galesong sama sekali tidak miris menghadapi serangan itu.
Dia bersama anak buahnya melawan dengan gigih bersenjatakan lembing, lowok, tuwin, dan cundrik yang menjadi sangat berbahaya di tangan mereka.
Ternyata keempat puluh pengiring Tumenggung Pawira Taruna berhasil dihabisi oleh Karaseng Galesong dan kawan-kawannya dan Tumenggung Pawira Taruna terluka.
Prajurit-prajurit Mataram giris menyaksikan tandang mereka.
Baca Juga: Perlawanan Karaeng Galesong 3: Merampas Senjata dan Meriam dari Kapal Perang Belanda
Bagaimana mungkin orang yang sudah bersimbah darah dan tubuhnya penuh luka goresan senjata tajam saja masih sanggup mengadakan perlawanan.