Potong tumpeng hingga bedah buku berjudul Drangsa warnai peringatan HUT ke-4 Pasbuja KM Sleman

photo author
- Minggu, 4 Desember 2022 | 17:25 WIB
Beberapa tamu undangan peringatan HUT ke-4 Pasbuja KM Sleman memperoleh buku antologi cerkak berjudul Drangsa.  (Sulistyanto)
Beberapa tamu undangan peringatan HUT ke-4 Pasbuja KM Sleman memperoleh buku antologi cerkak berjudul Drangsa. (Sulistyanto)

HARIAN MERAPI – Peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-4 Paguyuban Sastra Budaya Jawa (Pasbuja) Kawi Merapi (KM) Sleman diwarnai dengan sejumlah rangkaian acara di kompleks Kedai Sang Ratu, kawasan Godean, Sleman, Minggu (4/12/2022).

Tak kurang dari 60 anggota Pasbuja KM Sleman bisa hadir, dari 130 anggota yang tercatat.

Rangkaian acara HUT ke-4 Pasbuja KM Sleman antara lain manyanyikan Indonesia Raya, potong tumpeng, pembacaan cerita cekak (cerkak), geguritan, macapat dan bedah buku.

Baca Juga: Nikah Bersama di Yogyakarta dalam rangka 1 Abad NU diikuti pasangan calon pengantin dari berbagai daerah

Menurut Ketua Umum Pasbuja Kawi Merapi, Sutopo Sugihartono, Pasbuja KM Sleman berdiri pada 30 November 2018 silam. Pada awal berdirinya hanya ada 20 pengurus dan anggota.

“Dalam perkembangannya, sampai sekarang ini sudah ada 130 anggota, bahkan tak hanya berasal dari Sleman saja, tetapi ada dari kabupaten dan Kota di DIY, sebagian Jawa Tengah dan Jawa Timur,” papar Topo, sapaan akrab Sutopo Sgh.

Anggota maupun pengurus Pasbuja KM Sleman, lanjutnya, berasal dari beragam profesi seperti guru, dosen, karyawan, mahasiswa, wartawan, dan umum.

Semua sepakat untuk bersatu padu nguri-uri, melestarikan dan mengembangkan sastra, bahasa maupun budaya Jawa.

Baca Juga: Lomba lari Siksorogo Lawu Ultra diikuti 2.063 pelari asal 11 negara, Gubernur Ganjar Pranowo menyerah di 5 km

“Alhamdulillah banyak pihak menggandeng kami untuk berjalan bersama, misalnya dari Dinas Kebudayaan Sleman dengan mempercayakan Pasbuja KM menggarap majalah berbahasa Jawa, Memetri,” ungkap Topo.

Ada lagi dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM menerbitkan antologi cerkak berjudul Drangsa.

Selain itu masing-masing anggota secara individu melakukan literasi khususnya sastra budaya Jawa di masyarakat.

Secara kelembagaan pun menggelar pelatihan menulis cerkak, geguritan, esai hingga dongeng anak secara swadaya.

Baca Juga: Grup K-Pop KARA kembali tampil setelah tujuh tahun tidak bermusik, ini empat lagu barunya

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X