budaya

Keris tua tidak terawat karena dianggap ada kekuatan mistis, simak penjelasannya

Kamis, 15 September 2022 | 13:55 WIB
Gus Poleng menunjukan keris yang mendapat perawatan tetap menunjukkan keindahannya meski usia sudah ratusan tahun. (Teguh Priyono)

HARIAN MERAPI - Nyaris 60 persen lebih kondisi keris berusia tua yang ada di masyarakat mengalami kerusakan salah satunya mengalami korusi atau berkarat.

Hal ini terjadi karena banyak masyarakat yang memiliki benda pusaka itu masih awam dan tidak tahu cara merawat keris secara baik.

Sehingga banyak keris yang sebenarnya memiliki kualitas bagus secara material, justru menjadi rusak karena tidak terawat.

Baca Juga: Abu Bakar Baasyir terima kunjungan pimpinan BNPT, ini yang dibicarakan

Hal itu diungkap Nurjianto atau yang akrab disapa Gus Poleng pecinta keris yang juga pengurus Senapati Nusantara organisasi induk para pecinta keris di Indonesia, kepada sejumlah awak media di Sekretariat Senapati Nusantara di kawasan Ring Road Selatan Sokowaten, Tamanan, Banguntapan, Bantul, Rabu (14/9/2022).

Lebih lanjut menurut Gus Poleng, masih banyak masyarakat yang beranggapan semua keris memiliki kekuatan mistis. Sehingga mereka tidak berani menyentuh bahkan membuka keris dari warangkanya karena takut.

Sehingga keris yang menjadi benda pusaka secara turun temurun justru tidak pernah disentuh dan bersihkan.

"Masyarakat masih memandang keris dari ranah mistiknya sehingga merasa takut untuk merawat secara baik keris yang dimilikinya. Dan Senapati Nusantara salah satunya memberikan edukasi terkait dengan pandangan yang masih keliru itu," ucap Gus Poleng.

Baca Juga: Jimly Asshiddiqie: setelah dua kali jabat presiden, Jokowi tak bisa nyalon wapres, ini alasannya

Selama ini begitu menurut dia, kerusakan keris terjadi karena mengalami korosi hal ini disebabkan keris berusia tua dengan bahan besi yang bagus tidak pernah dibersihkan atau diberi warangan.

Mereka yang memiliki keris tua berusia ratusan tahun, karena menganggap benda itu sebagai pusaka dan diyakini memiliki kekuatan mistis. Sehingga untuk menyentuhnya pun sudah takut, apa lagi untuk membersihkannya secara teratur.

"Ada kasus sebuah keris yang sudah tiga generasi tidak pernah dibersihkan dan tersimpan di dalam lemari, karena mereka takut kalau terjadi sesuatu jika berani menyentuhnya. Hal ini biasa dikaitkan dengan cerita-cerita tertentu yang berbau mistik terkait dengan benda pusaka itu," tutur dia.

Di sinilah pentingnya edukasi untuk merawat peninggalan leluhur yang menjadi maha karya para empu terdahulu dalam menciptakan keris sebagai hasil olah cipta, rasa dan karsa yang kemudian menjadi karya bernilai adi luhung.

Baca Juga: Bina Artha buka lowongan kerja posisi keuangan, penempatan di Magelang, Purworejo dan Temanggung

Halaman:

Tags

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB