HARIAN MERAPI - Keris sebagai produk kreatif memiliki potensi ekonomi yang sangat besar.
Bahkan, potensi ekonomi keris menjadi makin besar karena menjadi salah satu pendukung bagi Bantul sebagai nominator kabupaten kreatif tingkat dunia pada tahun 2023.
Potensi besar keris dari sektor ekonomi juga ditopang oleh adanya kewajiban bagi ASN di Bantul untuk mengenakan keris sebagai pelengkap busana adat selama jam bekerja tiap hari Kamis Pahing.
Namun, sayangnya produksi keris di DIY masih sangat minim. Demikian pula dengan jumlah perajinnya.
Sekretaris Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul, Yanatun Yunadiana menyampaikan hal itu dalam Workshop Keris yang berlangsung luring dan daring di Desa Banyusumurup, Bantul, Jumat (26/8/2022).
Workshop sebagai rangkaian acara Jogja International Heritage Festival (JIHF) 2022 tersebut mengangkat tema 'Memajukan Bursa Keris Dalam Meningkatkan Ekonomi Kreatif'.
Hadir sebagai narasumber lainnya adalah Kepala Dinas Kebudayaan Bantul Nugroho Eko Setyanto, dan Ketua Tim Pemeliharaan dan Pengembangan Keris DIY, Victor Mukhammadenis.
Yanatun mengungkapkan, dengan adanya 11.000 lebih ASN di Kabupaten Bantul yang wajib mengenakan keris tiap Kamis Pahing, menjadi potensi ekonomi yang harus bisa dimanfaatkan.
Dia mengingatkan, upaya pengembangan dan memajukan keris dari sektor ekonomi di DIY jangan sampai ditangkap oleh daerah lain.
Karenanya, dia menekankan pentingnya memanfaatkan potensi ekonomi keris dari sisi produksinya.
Hal itu mengingat jumlah produksi keris di DIY yang sangat minim, dan jumlah perajin yang juga masih minim.
Menurutnya, di Desa Banyusumurup saja belum ada perajin bilah keris. Meskipun desa tersebut merupakan sentra perajin mranggi terbesar di Indonesia, bahkan di dunia.