Keris punya potensi ekonomi, tapi jumlah produksi sangat minim, Disbud Bantul lakukan hal ini

photo author
- Jumat, 26 Agustus 2022 | 14:25 WIB
Sekretaris Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul Yanatun Yunadiana, dalam Workshop Keris di desa Banyusumurup, Bantul, Yogyakarta, Jumat (26/8/2022).  (Tangkapan Layar YouTube tasteofjogja disbud diy)
Sekretaris Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul Yanatun Yunadiana, dalam Workshop Keris di desa Banyusumurup, Bantul, Yogyakarta, Jumat (26/8/2022). (Tangkapan Layar YouTube tasteofjogja disbud diy)

HARIAN MERAPI - Keris sebagai produk kreatif memiliki potensi ekonomi yang sangat besar.

Bahkan, potensi ekonomi keris menjadi makin besar karena menjadi salah satu pendukung bagi Bantul sebagai nominator kabupaten kreatif tingkat dunia pada tahun 2023.

Potensi besar keris dari sektor ekonomi juga ditopang oleh adanya kewajiban bagi ASN di Bantul untuk mengenakan keris sebagai pelengkap busana adat selama jam bekerja tiap hari Kamis Pahing.

Baca Juga: Jaksa Agung ingatkan pemidanaan terhadap korporasi harus hati-hati, jangan rugikan buruh, ini alasannya

Namun, sayangnya produksi keris di DIY masih sangat minim. Demikian pula dengan jumlah perajinnya.

Sekretaris Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul, Yanatun Yunadiana menyampaikan hal itu dalam Workshop Keris yang berlangsung luring dan daring di Desa Banyusumurup, Bantul, Jumat (26/8/2022).

Workshop sebagai rangkaian acara Jogja International Heritage Festival (JIHF) 2022 tersebut mengangkat tema 'Memajukan Bursa Keris Dalam Meningkatkan Ekonomi Kreatif'.

Hadir sebagai narasumber lainnya adalah Kepala Dinas Kebudayaan Bantul Nugroho Eko Setyanto, dan Ketua Tim Pemeliharaan dan Pengembangan Keris DIY, Victor Mukhammadenis.

Baca Juga: Indonesia pastikan satu tiket final Kejuaraan Dunia BWF 2022, dua pasangan ganda putra bertemu di semifinal

Yanatun mengungkapkan, dengan adanya 11.000 lebih ASN di Kabupaten Bantul yang wajib mengenakan keris tiap Kamis Pahing, menjadi potensi ekonomi yang harus bisa dimanfaatkan.

Dia mengingatkan, upaya pengembangan dan memajukan keris dari sektor ekonomi di DIY jangan sampai ditangkap oleh daerah lain.

Karenanya, dia menekankan pentingnya memanfaatkan potensi ekonomi keris dari sisi produksinya.

Hal itu mengingat jumlah produksi keris di DIY yang sangat minim, dan jumlah perajin yang juga masih minim.

Menurutnya, di Desa Banyusumurup saja belum ada perajin bilah keris. Meskipun desa tersebut merupakan sentra perajin mranggi terbesar di Indonesia, bahkan di dunia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X