budaya

Nasirun berbagi cerita seputar melukis, menyapu dan mengoleksi. Batu asal lereng Merapi ditata mirip gunung

Jumat, 24 Januari 2025 | 12:30 WIB
Nasirun sedang berada di dekat koleksi batu-batu asal lereng Merapi yang dibelinya pasca erupsi Merapi 2010 silam. ( foto: Sulistyanto)



HARIAN MERAPI- Berbagai kalangan mengenal Nasirun SSn sebagai perupa, seniman ataupun budayawan kondang. Bahkan, dikenal pula senang mengoleksi aneka tanaman dan benda bersejarah/unik.

Adapun salah satu hobi yang disenangi Nasirun, yakni menyapu kompleks rumahnya di kawasan Ngestiharjo Kasihan Bantul. Tak jarang, pagi-pagi, siang maupun sore menyapu halaman rumahnya.

Meski, sudah ada petugas kebersihan/pengambil sampah sudah rutin menyapu, namun Nasirun tetap saja menyempatkan menyapu halaman rumah sambil mengecek sejumlah koleksi tanaman.

Baca Juga: Skrining gratis banyak manfaatnya, ini antara lain

“Soal menyapu bisa lebih bersih saya dibanding petugas kebersihan. Zaman saya masih kost juga senang menyapu, pemilik kost merasa senang, bahkan saya mau dijadikan anak mantu,” seloroh Nasirun disambung tawa khasnya.

Saat ditemui di rumahnya, lulusan ISI Yogyakarta ini mengatakan, sah-sah saja perupa menerjuni hobi yang disenangi. Ada temannya yang senang mancing ikan, di sela-sela kegiatan melukis.

Lain halnya dengan Nasirun, setelah sejenak menyapu kompleks rumah, menengok/mengecek tanaman koleksi ataupun memberi pakan kucing, lalu fokus melukis.

“Kucing di tempat saya, saat ini ada sekitar 30 ekor. Ketika ada pandemi Covid-19, kucing-kucing yang dibuang kami ‘openi’. Kebetulan istri dan anak-anak saya juga senang kucing,” ungkapnya, baru-baru ini.

Baca Juga: Begini cara Kemenekraf melindungi karya kreator konten

Tak jarang pula, sebut Nasirun, ia memperoleh inspirasi suatu karya lukis setelah menemui makhluk hidup maupun benda mati yang ada di kompleks tempat tinggalnya.

Masih berdekatan dengan tempat tinggalnya, lelaki kelahiran Cilacap ini memiliki bangunan khusus untuk mengoleksi aneka benda yang pernah dimiliki seniman/budayawan para pendahulu/gurunya.

Sebagai contoh, ada surat dengan tulisan tangan sejumlah seniman kondang, karya sastra hasil ketikan WS Rendra, patung dan lukisan tempo dulu dari para perupa asal berbagai daerah di Indonesia.

Antara lain ada karya lukis dari perupa yang tergabung dalam Sanggar Bambu seperti Soenarto Pr, Danarto dan Isnaeni. Ada lagi, misalnya lukisan karya Emiria Soenassa, Kartono Yudhokusumo dan Djoni Trisno.

“Sejak 1985 silam saya sudah punya cita-cita bisa mengoleksi karya-karya seni rupa dari para pendahulu maupun guru-guru saya. Guru tak harus yang pernah mengajar di bangku sekolah dan kuliah,” jelas Nasirun.

Halaman:

Tags

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB