Baca Juga: Plengkung Gading Alami Deformasi Akibat Tekanan Lalu Lintas, Ini Penjelasan Sri Sultan
Lelaki yang mengaku tak punya HP dan tak bisa nyetir mobil ini menambahkan, sebagian tanaman dan benda yang dikoleksi diperoleh setelah ada bencana alam.
Misalnya, beberapa hari setelah tsunami Pangandaran Jawa Barat, ia membeli beberapa tanaman pandan laut di kawasan Pantai Pangandaran. Guna menanam di lahan bagian belakang rumahnya, ada yang perlu membongkar tembok dahulu.
Ada lagi, batu-batu putih asal Bantul dibeli setelah gempa bumi 2006, sebab tumpukan batu menganggu akses jalan usai gempa bumi. Batu-batu tersebut ditata di sebagian dinding rumahnya.
“Selain itu usai ada erupsi Gunung Merapi 2010, saya membeli batu-batu Merapi yang berasal dari lereng Merapi, tak jauh dari rumah Almarhum Mbah Maridjan,” kenangnya.
Batu-batu tersebut, lalu ditata mirip gunung di samping selatan kompleks rumahnya. Lumut dan beberapa jenis tanaman tumbuh subur di bebatuan tersebut.
Baca Juga: Asupan gula tinggi ternyata bisa tingkatkan risiko ganguan mental, begini penjelasan dokter
Lain halnya debu-debu dari erupsi Gunung Kelud pada 2014 silam, pernah ia kumpulkan. Selanjutnya dibuat mirip prasasti, dan ditempatkan di dekat mushola, kompleks tempat tinggal Nasirun.*