HARIAN MERAPI - Hampir di semua daerah di Jawa bisa ditemui bangunan masjid tua, tempat ibadah umat Islam yang unik dan bersejarah.
Biasanya, masjid tua di Jawa sebagai tempat ibadah umat Islam menjadi istimewa dan bersejarah karena dibangun oleh seorang raja.
Di zaman dulu, masjid tua di Jawa yang bersejarah dan unik juga bukan sekadar tempat ibadah. Bahkan, di zaman raja-raja fungsi dan keberadaannya sangat penting dan sakral.
Pada zaman kerajaan, masjid tua di Jawa juga berfungsi sebagai tempat musyawarah hingga tempat menggelar hajatan negara.
Lebih dari itu, masjid bagi seorang raja Islam di Jawa adalah simbol kebesaran. Lambang seorang raja yang juga sebagai panatagama.
Karena itu, masjid tua di Jawa selalu punya makna atau perlambang yang sarat nilai filosofi. Dan, karena itu menjadi bersejarah atau historis.
Menariknya, hampir semua masjid tua di Jawa punya ciri-ciri yang hampir sama. Antara lain, bentuknya yang berdenah bujur sangkar dengan atap tumpang atau bertingkat.
Baca Juga: Perjalanan dakwah Putri Retno Suwari 9, makamnya ditemukan tahun 1911 dan direnovasi Belanda
Sejumlah ahli sejarah menyebut, bentuk bangunan masjid tua di Jawa tersebut punya arti filosofi yang dalam. Dan, berakar dari pemahaman mistik orang Jawa di masa silam.
Sejarahwan Belanda, HJ de Graaf menyebut bentuk bangunan atap bertumpang atau bertingkat dengan puncaknya yang disebut mustaka terinspirasi dari sebuah gunung.
Menurut HJ de Graaf, gunung yang menjulang tinggi ke angkasa sudah dipercaya sebagai tempat yang keramat sejak Islam belum dikenal di Jawa.
Sedangkan pemahaman gunung sebagai tempat keramat sudah ada sejak zaman sebelum Hindhu.
Baca Juga: Prediksi Horoskop Shio Babi sepekan mulai Minggu 2 April 2023, Anda melihat pertumbuhan