HARIAN MERAPI - Kisah perjalanan dakwah Putri Retno Suwari 9
Makam Putri Retno Suari ditemukan tahun 1911 dalam kondisi rusak parah.
Temboknya berlubang dan atapnya sudah ambruk. Melihat kondisi yang cukup memprihatinkan kemudian direnovasi oleh penulis Belanda.
Ia merupakan seorang pegawai pabrik gula Krembung Sidoarjo Jean Pierre Moquette dan peneliti Prancis Paul Ravaisse tahun 1920.
Temuan batu nisan tersebut merupakan salah satu data arkeologis.
Dengan ditemukannya batu nisan milik Putri Retno Suari atau dengan nama asli beliau Siti Fatimah Binti Maimun merupakan bukti dimulainya agama Islam masuk ke Indonesia.
Dari sanalah dapat diketahui keberadaan komunitas muslim pertama di kawasan pantai utara Jawa Timur.
Gaya Kufi tersebut menunjukkan di antara pendatang di kawasan pantai tersebut, terdapat orang-orang yang berasal dari Timur Tengah.
Mereka juga merupakan kaum pedagang.
Baca Juga: Perjalanan dakwah Putri Retno Suwari 2, pada zaman Majapahit ada tiga kasta tambahan
Hal tersebut dikarenakan nisan kubur dengan gaya Kufi serupa juga ditemukan di Phanrang, Champa selatan.
Hubungan perdagangan antara Champa sampai Jawa Timur tersebut adalah bagian dari jalur perdagangan komunitas Muslim.
Jalur perdagangan tersebut diperkirakan pada abad ke-11 yang membentang di bagian selatan Cina, India, dan Timur Tengah.
Ditinjau dari aspek toponim, nama-nama dusun sekitar makam Fatimah binti Maimun menunjukkan pada kekhususan wilayah pada masa silam.