Syahrizal Pahlevi Goreskan Seni Grafis dengan Teknik Cukil, Salah Satu Karyanya Seri Gunung Merapi

- Rabu, 8 Maret 2023 | 11:00 WIB
Syahrizal Pahlevi saat berada di ruang pameran yang memajang karya-karya seni grafisnya dengan teknik cukil.  (Foto: Sulistyanto)
Syahrizal Pahlevi saat berada di ruang pameran yang memajang karya-karya seni grafisnya dengan teknik cukil. (Foto: Sulistyanto)

HARIAN MERAPI - Teknik cetak merupakan bagian dari seni rupa yang sering disebut sebagai seni grafis. Beberapa teknik cetak manual dalam seni grafis, misalnya teknik etsa, sablon dan cetak tinggi atau teknik cukil.

Teknik cukil atau cetak tinggi sendiri dikenal dengan beberapa variasi, antara lain cukil pada permukaan kayu (woodcut), cukil pada permukaan linoleum (linocut) dan cukil pada permukaan logam (metalcut).

Khususnya di Indonesia, seni cukil dikenal sejak masa perjuangan. Media cukil kayu menjadi pilihan utama dalam memproduksi poster-poster perjuangan dan selebaran propaganda.

Baca Juga: Sri Sultan HB X Uji Langsung Tiga Besar Calon Sekda DIY

Meskipun teknik cetak telah berkembang pesat, tetapi teknik cukil masih digunakan dan digemari oleh sebagian seniman, sebab efek estetiknya memiliki ciri khas yang tak dapat dicapai melalui teknologi canggih.

Demikian dijelaskan seniman teknik cukil, Syahrizal Pahlevi asal Yogyakarta di sela-sela pameran karya seni grafisnya bertajuk 'Pelat dan Hasil' di Kumpeni Coffee & Art Space, Jalan Nyai Ahmad Dahlan, Yogya, Selasa (7/3/2023) malam.

Selain itu Pahlevi menjelaskan, dengan teknik cukil bisa menghasilkan gambar maupun tulisan melalui proses pencetakan dengan menggunakan permukaan lembar kayu, linoleum, hardboard atau karet vinyl yang dipahat atau dicukil sebagai acuan cetak atau pelat.

Baca Juga: Keluarga Samara ditegakkan dengan sendi-sendi syariat Islam

Bagian yang bukan merupakan gambar atau tidak dicetak selanjutnya dicukil, sedangkan bagian gambar atau yang tidak dicukil akan tetap sejajar dengan permukaan pelat. Kemudian pelat tersebut dibubuhi cat atau pewarna, setelah itu pelat dicetak ke kertas dengan cara digosok, dengan bantuan sendok atau alat press.

Jika ingin menggunakan kombinasi beberapa warna, maka harus menggunakan acuan cetak atau pelat yang berbeda bagi setiap warna yang digunakan. Adapun prinsip kerjanya secara garis besar, yaitu mendapatkan bagian positif (permukaan yang timbul) dan negatif (permukaan yang cekung).

Bagian negatif yang dihasilkan oleh cukilan tidak terkena warna, sebaliknya bagian positif yang tidak tercukil terkena warna. Bagian yang timbul akan diberi tinta dengan menggunakan roller, kemudian dicetak ke permukaan bidang cetak.

Baca Juga: Inilah ponsel lipat pertama yang diusung Oppo ke Indonesia, berapa harganya?

Judul karya, antara lain seri Rileks, Volcano (Gunung Merapi), Kedai Kebun dan Marjuki. Disebut seri, sebab objek gambar hampir sama dan ketika dipamerkan dipajang berderet.

Sementara itu seniman yang berlatar belakang pendidikan seni grafis ISI Yogyakarta, Mayek Prayitno mengungkapkan, karya - karya Pahlevi pada pameran bertajuk Pelat dan Hasil bisa menjadi salah satu cara menggali lagi keberadaan medium seni grafis yang selama ini ia tekuni secara konsisten.

Pelat bekas itu menunjukkan jejak-jejak bentukan figur impresif, menangkap kesan sepintas melalui cukilan yang berkarakter tegas, kilasan dari potret diri teman-teman yang ia kenal.

Halaman:

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X