Heru Siswanto angkat harkat gerabah, bangga sebagai seniman terakota

- Kamis, 2 Maret 2023 | 14:15 WIB
Heru Siswanto mengangkat harkat gerabah dia juga bangga sebagai seniman terrakota. (Teguh Priyono)
Heru Siswanto mengangkat harkat gerabah dia juga bangga sebagai seniman terrakota. (Teguh Priyono)

HARIAN MERAPI - Kasongan Bantul bagi Heru Siswanto bukan saja menjadi tanah kelahiran, namun juga merupakan tempat menempa diri dalam berproses sebagai seniman terakota.

Heru Siswanto mulai mengibarkan pamor kepiawaiannya dengan karya-karya bermutu.

Salah satu karya sedemikian banyak menyita perhatian publik adalah karya Taman Gandrung Terakota di Banyuwangi yang digarapnya pada tahun 2009.

Baca Juga: Ungkap identitas jasad manusia yang terpotong-potong di Grojogan Sewu Tawangmangu, polisi tes DNA rambut

Bagi Heru Anglo begitu biasa disapa di instalgramnya, terrakota atau gerabah sebagai material dalam berkarya sudah dikenalnya sejak masih kanak-kanak.

Kedekatan ini menurut dia seperti menjadi panggilan hati untuk ikut melestarikan hidupnya geliat kerajinan gerabah tradisional yang ada di lingkungan tinggalnya.

Kehidupan warga Kasongan sebagai perajin gerabah bukan hanya menjadi pekerjaan turun temurun yang hingga kini masih bertahan, namun lebih dari itu.

Ada sejarah panjang yang memiliki makna mendalam serta filosofi yang kuat, mengapa sebagian besar warga Kasongan masih bertahan dengan eksistensinya sebagai perajin gerabah.

Baca Juga: Momen Daru Ndarboy Genk melepas cincin di Damkarmat Bantul, ini alasannya dan komentar netizen

"Sebagai generasi penerus yang hidup berada di lingkungan yang secara turun temurun sudah mengerjakan dengan berkarya seperti ini," kata Heru.

"Terus terang membuka kesadaran bagaimana tetap melestarikan kehidupan tradisi ini yang dapat dikembangkan sesuai dengan zamannya," ucap Heru saat ditemui di studionya Joning Art Space di Jomblang Kemuning, Banyon, Pendowoharjo, Sewon, Bantul.

Gerabah bagi orang Kasongan begitu menurut dia, bukan hanya sekadar karya kerajinan semata.

Tetapi memiliki makna filosofi dan sejarah panjang yang itu menjadi penguat mengapa masyarakat Kasongan dapat terus bertahan bahkan tetap eksis dengan segala perkembangannya.

Baca Juga: Perempuan Harus Cantik Meski Lelah di Rumah, Anang: Jangan Pakai Daster 3 Bulan Lalu!

Halaman:

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X