Jejak Kota Tua Jakarta, Jembatan Kota Intan pernah rusak diserang Mataram

photo author
- Sabtu, 26 April 2025 | 18:30 WIB
Dokumen Jembatan Kota Intan yang tenga dalam proses perbaikan. (MERAPI-ANTARA/Fanny Octavianus)
Dokumen Jembatan Kota Intan yang tenga dalam proses perbaikan. (MERAPI-ANTARA/Fanny Octavianus)

HARIAN MERAPI - Menelusuri jejak Kota Tua Jakarta, Jembatan Kota Intan pernah rusak diserang Mataram.

Jembatan Kota Intan adalah jembatan tertua di Indonesia yang dibangun pada tahun 1628 oleh pemerintah Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC, atau masyarakat kita lebih familiar dengan sebutan Kumpeni.

 

Jembatan itu kini terletak di Kali Besar kawasan Kota Tua wilayah Jakarta Barat dan berada di bawah pengelolaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.

Jembatan Kota Intan ini merupakan jembatan gantung, seperti kebanyakan jembatan-jembatan besar lain yang juga digantung di negeri asalnya VOC, yaitu Belanda.

Pada tahun 1628-1629 jembatan ini pernah rusak karena penyerangan pasukan Banten dan Mataram.

Kemudian dibangun kembali oleh VOC Belanda pada tahun 1630 dan berganti nama menjadi "Jembatan Pasar Ayam" atau Hoenderpasarburg, karena di seberang jembatan tersebut terdapat pasar ayam, bagi penduduk Batavia.

Baca Juga: Dukung swasembada pangan, Kodim 0726 Sukoharjo bantu rumah burung hantu

Jembatan ini masih ada sampai sekarang meski kayu hutannya sudah diganti dengan baja.

Pada abad ke17 kapal-kapal masih dapat berlayar lebih jauh ke arah hulu Sungai Ciliwung dengan cara mengangkat tengah-tengah jembatan itu ke atas.

Akan tetapi tidak diketahui bahwa jembatan tersebut pernah mempunyai fungsi sebagai batang pajak seperti yang disebut di daerah Luar Batang.

Pada tahun 1655 jembatan yang terbuat dari kayu itu sempat hancur terkena banjir dan berulang kali mengalami perbaikan.  Meski demikian, tidak ada struktur bangunan yang diubah.

Baca Juga: Yad Hapizudin raih emas pada pada nomor 1.500 meter di Singapore Open 2025

Hanya saja, namanya diganti menjadi Juliana Bernhard . Sampailah pada tahun 1938, jembatan gantung itu dapat diangkat untuk mempermudah perahu-perahu lewat.

Namanya kembali berubah menjadi Jembatan Kota Intan , setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X