Hebat, guru SMAN 2 Karanganyar berhasil ciptakan aplikasi 'Safe Eat MBG' sebuah inovasi untuk deteksi keamanan makanan program MBG

photo author
- Sabtu, 18 Oktober 2025 | 18:15 WIB
Taupik Mulyadi menunjukka aplikasi safe eat MBG (Foto: Abdul Alim)
Taupik Mulyadi menunjukka aplikasi safe eat MBG (Foto: Abdul Alim)

HARIAN MERAPI - Kecemasan terhadap keamanan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) mendorong seorang guru di SMAN 2 Karanganyar, Taupik Mulyadi, berinovasi menciptakan aplikasi pendeteksi keamanan pangan bernama 'Safe Eat MBG'.

Aplikasi ini dirancang untuk membantu petugas MBG memastikan kualitas makanan sebelum dikonsumsi para siswa. Kasus keracunan makanan di sejumlah daerah, termasuk di Karanganyar, menjadi latar belakang lahirnya inovasi ini.

Taupik mengaku ide tersebut muncul setelah mendapat banyak pesan pribadi dari orang tua siswa yang cemas dengan keamanan menu MBG.

Baca Juga: Jabatan Segera Berakhir, Pemkab Sukoharjo Persiapan Pilkades Serentak 126 Desa Tahun 2026

“Orang tua japri saya lewat WhatsApp, bilang khawatir anaknya ikut program MBG. Dari situ saya berpikir bagaimana membantu memastikan makanan yang dikonsumsi anak-anak aman dan layak,” ujar Taupik saat ditemui di sekolahnya, Jumat (17/10/2025).

Aplikasi 'Safe Eat MBG' memanfaatkan metode pengujian visual organoleptik, yakni menilai kualitas makanan berdasarkan pengamatan terhadap bau, warna, dan tekstur. Untuk meningkatkan ketepatan, sistem ini didukung teknologi kecerdasan buatan (AI) yang menganalisis foto makanan secara otomatis.

“Saya memadukan prinsip organoleptik dengan AI sederhana. Jadi ketika petugas mengunggah foto makanan, sistem langsung menilai berdasarkan indikator mutu yang sudah ditentukan,” jelasnya.

Dalam pelaksanaan di SMAN 2 Karanganyar, setiap hari diambil satu sampel menu dari masing-masing jenjang kelas X, XI, dan XII.

Baca Juga: Di Balik Ponpes Lirboyo yang Kini Ramai Sorotan, Ada Keteladanan Kiai Anwar Manshur yang Tak Lekang Waktu

Dari total 1.072 paket menu MBG yang disiapkan setiap hari, tiga sampel tersebut diuji menggunakan aplikasi sebelum makanan dibagikan ke seluruh siswa.

Petugas MBG atau food taster mengambil foto setiap komponen makanan nasi, lauk, sayur, buah, dan susu secara terpisah, lalu mengunggahnya ke aplikasi 'Safe Eat MBG'.

Hasil analisis diperoleh dari gabungan 60 persen penilaian manual dan 40 persen hasil analisis sistem AI.

Aplikasi ini menghasilkan tiga kategori hasil pengujian, yaitu layak konsumsi, waspada, dan tidak layak konsumsi. Jika muncul hasil “waspada”, sistem akan menampilkan bagian menu yang berpotensi bermasalah, sehingga petugas dapat segera melakukan pengecekan lanjutan.

Baca Juga: Sidang Penipuan Jual Beli Perusahaan, Terdakwa Dituntut Hukuman 3 Tahun Penjara

''Petugas MBG kadang ragu menentukan makanan masih aman atau tidak. Dengan aplikasi ini, keputusan bisa diambil lebih cepat dan obyektif,” imbuh Taupik.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X