Tekan Kasus Anemia Defisiensi Besi Ibu dan Anak, IBI Dorong Peran Strategis Bidan

photo author
- Jumat, 29 November 2024 | 12:45 WIB
IBI melaksanakan lokakarya bertema 'Peluncuran Inisiatif Rekomendasi Skrining dan Pencegahan Anemia Defisiensi Besi pada Ibu dan Anak Indonesia' dalam rangka memperingati World Iron Deficiency Day di Jakarta.  (Foto: Dok. Istimewa)
IBI melaksanakan lokakarya bertema 'Peluncuran Inisiatif Rekomendasi Skrining dan Pencegahan Anemia Defisiensi Besi pada Ibu dan Anak Indonesia' dalam rangka memperingati World Iron Deficiency Day di Jakarta. (Foto: Dok. Istimewa)

HARIAN MERAPI - Ikatan Bidan Indonesia (IBI) melaksanakan lokakarya dengan tema 'Peluncuran Inisiatif Rekomendasi Skrining dan Pencegahan Anemia Defisiensi Besi pada Ibu dan Anak Indonesia' di Jakarta, Selasa (26/11/2026), dalam rangka memperingati World Iron Deficiency Day atau Hari Defisiensi Besi Sedunia. Kegiatan ini bertujuan mendorong peran bidan dalam melakukan identifikasi dini serta pencegahan Anemia Defisiensi Besi (ADB) pada ibu dan anak di Indonesia.

"Skrining defisiensi zat besi dengan model asuhan dan rujukan yang optimal serta keterlibatan dan kolaborasi berbagai pihak pelayanan kesehatan ibu dan anak, salah satunya bidan merupakan inisiasi yang tepat untuk pencegahan dini kejadian Anemia Defisiensi Besi pada Ibu dan anak,” kata Dr. Ade Jubaedah, SSiT., MM., MKM, Ketua Umum IBI.

Baca Juga: Jangan sepelekan anemia pada ibu hamil, karena bisa seperti ini akibatnya

Saat ini, lanjut Ade, anemia masih menjadi permasalahan kesehatan yang mendesak dan telah lama menjadi perhatian serius dunia, termasuk di Indonesia. Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, sebanyak 38,5% atau 1 dari 3 anak Indonesia berusia di bawah 5 tahun mengalami anemia. Tidak hanya pada anak, kejadian anemia atau kekurangan darah pada ibu hamil di Indonesia juga masih tergolong tinggi, yaitu sebanyak 48,9%.

"Tanpa penanganan yang baik, Anemia Defisiensi Besi akan dapat mempengaruhi kesehatan anak di masa depan, sehingga dapat menghambat cita-cita negara untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045," jelasnya.

Menurut Ade, sebagai pelayanan kesehatan ibu dan anak, bidan memiliki peran strategis dalam memastikan kesehatan ibu, anak dan keluarga di Indonesia dengan melayani 74% pemeriksaan kehamilan dan 62,7% persalinan, dan lebih dari 50% layanan keluarga berencana. Dalam ruang lingkup tenaga kesehatan, tenaga kebidanan merupakan salah satu posisi dengan proporsi tertinggi yaitu sebanyak 26,2% dari seluruh tenaga kesehatan.

Baca Juga: Program Percontohan Makan Bergizi Generasi Maju Sasar 2.000 Siswa PAUD, TK, SD di Bantul dan Sleman

Oleh karena itu, melalui lokakarya yang diselenggarakan IBI dalam rangka memperingati World Iron Deficiency Day ini diharapkan dapat meningkatkan peran para bidan sebagai ujung tombak kesehatan ibu dan anak di seluruh pelosok negeri dalam merekomendasikan skrining/identifikasi dini serta pencegahan dengan tujuan untuk menurunkan angka kejadian Anemia Defisiensi Besi di Indonesia.

Dalam hal ini dibutuhkan sinergi yang kuat dengan berbagai pihak untuk menekan angka kejadian Anemia Defisiensi Besi pada anak. Dengan deteksi yang cepat, intervensi dapat dilakukan lebih awal, seperti pemberian suplementasi zat besi atau perubahan diet yang tepat bagi ibu dan anak.

“Skrining faktor risiko sebaiknya terintegrasi dengan layanan kesehatan ibu dan anak yang dilakukan Bidan sehingga mendukung pencegahan ADB lebih optimal. Tentunya, untuk menjangkau sebanyak mungkin orang tua dana anak dibutuhkan kolaborasi multipihak agar keberhasilan intervensi lebih menyeluruh dan anak tidak ada yang mengalami anemia,” sambungnya.

Baca Juga: Rayakan 70 Tahun, SGM Pecahkan Rekor MURI Lewat Gerakan Minum Susu Bersama Keluarga Terbanyak di 70 Kota

Anemia defisiensi besi terjadi pada 75% kasus anemia akibat defisiensi nutrisi. Pada masa kehamilan hingga anak berusia sampai 23 bulan atau pada MPASI, risiko Anemia Defisiensi Besi dapat meningkat, karena meningkatnya kebutuhan zat besi akibat pertumbuhan yang cepat dan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan ini dengan makanan pendamping.

Risiko ADB pada periode kehamilan dan menyusui disebabkan oleh faktor, di antaranya karena asupan yang tidak adekuat, konsumsi makanan atau minuman yang menghambat penyerapan zat besi, mengabaikan pentingnya nutrisi seimbang, tidak teratur minum suplementasi besi serta mengalami infeksi.

Dr. dr. Rima Irwinda, Sp.OG, Subsp. KFM, Dokter Kandungan, Ahli Fetomaternal menjelaskan, bidan sebagai garda terdepan memiliki peran sentral dalam mendeteksi anemia pada ibu hamil, yang dapat mengurangi risiko komplikasi serius bagi ibu dan anak. Bidan perlu merekomendasikan skrining anemia tiap trimester kehamilan, suplementasi zat besi dan edukasi sejak dini kepada ibu hamil untuk mencegah dan mengatasi anemia secara efektif.

Baca Juga: Belasan Bidan Gelar Edukasi Gizi di Bandung Raya, Ingatkan Kental Manis Tak Baik untuk Anak

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X