Ini pentingnya vaksin wajib bagi anak untuk cegah stunting, orang tua tak boleh abai

photo author
- Minggu, 27 Oktober 2024 | 08:30 WIB
Arsip - Tenaga kesehatan meneteskan vaksin polio kepada anak saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (15/9/2024).  (ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA)
Arsip - Tenaga kesehatan meneteskan vaksin polio kepada anak saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (15/9/2024). (ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA)



HARIAN MERAPI - Vaksin wajib sangatlah penting bagi tumbuh kembang anak, bahkan dapat mencegah stunting.


Karena itu, para orang tua jangan abai terhadap perkembangan anak balitnya, apakah sudah mendapat vaksin wajib atau belum.


Hal tersebut diingatkan dokter dan ahli gizi masyarakat dr. Tan Shot Yen saat diskusi yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia secara daring, baru-baru ini.

Baca Juga: Wisuda Sarjana XLIX dan Pascasarjana XXIV UMBY dilaksanakan 2 hari, begini pesan Kepala LLDikti Wilayah V


Ia mengatakan bahwa pemberian vaksin wajib kepada anak balita dapat mencegah terjadinya stunting yang membahayakan tumbuh kembang anak.

“Jadi vaksin lengkap pada balita itu justru salah satu kontributor yang berperan untuk mencegah anak stunting,” kata Tan Shot Yen .


Ketika orang tua memberikan perhatian lebih terhadap vaksin untuk anak-anak mereka, anak tersebut diyakini oleh dia bakal memiliki kekebalan tubuh yang baik dan juga daya tahan tubuh yang komperhensif untuk mengatasi virus yang ada di dalam tubuhnya.

“Anak yang sering mengalami infeksi karena tidak di vaksin bisa jadi stunting,” ujar dia.

Sehingga, dirinya mengajak para orang tua untuk sadar dan aktif untuk memberikan vaksin wajib secara lengkap sesuai dengan anjuran dokter, agar tidak lagi ada anak stunting di Indonesia.

Baca Juga: Kuliner IBM di Jalan Kabupaten Sleman ini sedia aneka masakan ikan laut, 3 pendukung masakan bisa ambil sepuasnya

Di Jakarta saja, data menunjukkan bahwa sepanjang Januari hingga Agustus 2024 terdapat 36.664 balita di Jakarta menghadapi masalah gizi.

Dari data tersebut, 26,74 persen atau 10.340 anak mengalami stunting, 4,24 persen atau 1.638 anak mengalami gizi buruk, 26,32 persen atau 10.178 anak mengalami gizi kurang, dan 42,70 persen atau 16.508 anak mengalami berat badan kurang.

Kendati demikian, dari 10.340 kasus stunting, 5.969 anak sudah membaik dan 4.371 anak yang masih berjuang. Oleh karenanya, Pemprov DKI Jakarta berkolaborasi dengan berbagai pihak melalui program Jakarta Beraksi (Bergerak Atasi Stunting) untuk mengurangi masalah stunting.*



 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X