HARIAN MERAPI - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Salatiga meluncurkan program strategi Kolaborasi Cegah Stunting (Si Canting), Kamis (10/10/2024).
Program ini untuk mendukung langkah penurunan prevalensi stunting (kurang gizi) ditargetkan akhir tahun 2024 turun menjadi 14 persen dari 16,9 persen.
Penjabat (Pj) Wali Kota Salatiga Yasip Khasani saat hadir di RSUD Salatiga mengatakan, program Si Canting diluncurkan untuk mengoptimalkan penanganan stunting.
Selama ini penanganan stunting hanya di Puskesmas yang sarana dan prasarana kurang lengkap serta tidak ada pelayanan dokter spesialis anak. Padahal anak yang mengalami stunting seharusnya ditangani dokter spesialis anak.
Baca Juga: Pembacaan putusan soal pencalonan Gibran ditunda selama 2 pekan, ini alasannya....
"Penanganan stunting ditarik ke RSUD agar bisa ditangani oleh dokter spesialis anak dan lebih akan optimal," kata Yasip usai launching Program Si Canting.
Jika ditangani dokter spesialis anak, diagnosanya akan lebih akurat sehingga penanganannya lebih optimal.
Di Salatiga ada beberapa penderita stunting ekstrim yang harus ditangani di rumah sakit.
Direktur RSUDSalatiga Riani Isyana Pramasanthi mengungkapkan berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia pada 2023, angka prevalensi stunting di Kota Salatiga mencapai 16,9 persen. Kementerian Kesehatan mentargetkan penurunan menjadi 14 persen di tahun 2024.
Baca Juga: Rumah disatroni pencuri, Rokhyati alami kerugian Rp 12 juta
"Kami memiliki tanggung jawab menurunkan angka prevalensi stunting sebesar 2,9 persen dalam waktu satu tahun ke depan," kata Riani.
RSUD melakukan terobosan dengan membuat program Si Canting. Ini salah satu wujud komitmen RSUD dalam mendukung pencapaian target penurunan angka stunting.
Si Canting dirancang sebagai program kolaborasi lintas sektoral yang tidak hanya melibatkan RSUD Salatiga sebagai pusat layanan kesehatan, tetapi juga berbagai pihak terkait.
Baca Juga: Sisternet Goes to Campus, Ajak Mahasiswi UMY Berani Pecahkan Batasan di Dunia Karir
RSUD berperan menjadi koordinator utama, memfasilitasi kegiatan intervensi dan edukasi berbasis komunitas.