Tahukah Anda perbedaan talasemia dan anemia, simak penjelasan dokter spesialis patologi klinik

photo author
- Minggu, 5 November 2023 | 08:00 WIB
Arsip foto - Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) mengambil darah pendonor saat donor darah peduli talasemia di Car Wash Pakucen, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (17/1/2023).  (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
Arsip foto - Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) mengambil darah pendonor saat donor darah peduli talasemia di Car Wash Pakucen, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (17/1/2023). (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

HARIAN MERAPI - Penyakit talasemia perlu diwaspadai masyarakat, antara lain dengan cara melakukan skrining, terutama bagi pasangan yang hendak menikah.


Talasemia berbeda dengan anemia, begitu pula penyebabnya juga berbeda.


Menurut dokter spesialis patologi klinik dari Kelompok Staf Medis Patologi Klinik Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo dr. Reiva Wisdharilla Meidyandra, Sp.PK, talasemia atau thalasemia dan anemia defisiensi besi berbeda dari segi penyebabnya dan kesembuhan.

Baca Juga: Pulang dari Sragen Pak Tukimin mampir ke warung murah meriah di tengah sawah, tak tahunya .....

Dalam sebuah webinar yang digelar RSCM, baru-baru ini, Reiva menjelaskan talasemia disebabkan ketidakmampuan tubuh memproduksi hemoglobin yang menyebabkan kerusakan pada sel darah merah sehingga penderitanya mengalami anemia atau kurang darah.

"Darah merah yang dibuat sama tubuh itu mudah pecah, makanya anemia, darahnya kurang. Darah itu gunanya untuk mengantar oksigen ke seluruh badan. Jadi, seluruh badan kekurangan darah kalau terkena talasemia," Reiva menjelaskan.


Anemia menjadi alasan pasien talasemia biasanya memiliki wajah pucat, tubuh lemas, mudah sesak saat naik tangga, perut buncit terutama pada anak karena organnya membesar akibat eritrosit pecah di sana. Apabila sel darah merah orang dengan talasemia diperiksa di laboratorium, sambung Reiva, maka akan terlihat ukurannya kecil-kecil.

Baca Juga: Prediksi kesehatan zodiak Cancer, Leo, Virgo Minggu 5 November 2023 mengalami gejala samar tertentu

Reiva, lulusan patologi klinik Universitas Indonesia, mengumpamakan ukuran sel darah merah pada orang sehat sebesar jeruk, sementara pada pasien talasemia bisa berbeda-beda, misalnya ada yang sebesar anggur, tidak bulat dan ada yang pecah-pecah.

Ukuran sel darah merah pada orang dengan anemia akibat defisiensi besi juga kecil seperti pasien talasemia. Hanya saja, penyebabnya bukan karena kelainan pada tubuh melainkan kekurangan bahan baku yakni zat besi.

Selain itu, apabila zat besi kemudian dipenuhi maka anemia bisa sembuh. Sementara talasemia sifatnya seumur hidup walaupun dilakukan transfusi terus menerus.

Baca Juga: Cerita misteri bocah laki-laki usil penghuni pohon kemuning dekat sekolah mengaku kapok gara-gara......

"Kalau zat besinya dipenuhi maka anemianya sembuh. Tapi, kalau thalsemia, walau tidak menular, dia penyakit bawaan. Jadi, sekalinya kena, seumur hidup. Karena seumur hidup, pengobatannya seumur hidup," tutur Reiva.


Merujuk pada Kementerian Kesehatan, secara klinis ada tiga jenis talasemia, yakni talasemia mayor, talasemia intermedia, dan talasemia minor atau pembawa sifat.

Pasien talasemia mayor memerlukan transfusi darah secara rutin seumur hidup (dua hingga empat minggu sekali). Pasien talasemia intermedia membutuhkan transfusi darah, tetapi tidak rutin.

Baca Juga: Mengundang orang pintar untuk mencari Dina yang hilang, ternyata si anak ngumpet di belakang kursi

Sementara pasien talasemia minor atau pembawa sifat secara klinis sehat, hidup seperti orang normal secara fisik dan mental, tidak bergejala dan tidak memerlukan transfusi darah.*



Artikel Selanjutnya

Daun Kari Ditakuti Kurang Darah

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X