Mengapa orang terkena anemia aplastik seperti Babe Cabita, ini penjelasan ahli

photo author
- Kamis, 11 April 2024 | 09:30 WIB
Sejumlah kerabat mengikuti prosesi pemakaman jenazah komedian Priya Prayogha Pratama alias Babe Cabita di TPU Kampung Gunung Cirendeu, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (9/4/2024 ) (ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin)
Sejumlah kerabat mengikuti prosesi pemakaman jenazah komedian Priya Prayogha Pratama alias Babe Cabita di TPU Kampung Gunung Cirendeu, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (9/4/2024 ) (ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin)

HARIAN MERAPI - Komedian Babe Cabita meninggal karena penyakit langka, yakni anemia aplastik.


Mengapa orang bisa terkena anemia aplastik ? Begini penjelasan ahli.


Praktisi Kesehatan Masyarakat dr.Ngabila Salama menyatakan anemia aplastik merupakan kondisi seseorang yang mengalami kegagalan sumsum tulang belakang untuk mereproduksi tiga jenis sel.

Baca Juga: Cerita misteri tentang pedagang sayur keliling yang diikuti pocong saat melewati mbulak desa yang angker

“Ketiga sel itu meliputi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit),” kata Ngabila kepada ANTARA melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa.

Menurut Ngabila, yang menjabat sebagai Kasie Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Tamansari Jakarta itu, ada beberapa penyebab seseorang terkena anemia aplastik, di antaranya penyakit tersebut bisa didapat dari adanya keturunan genetik atau didapat selama hidup karena penyakit menular atau tidak menular, efek kemoterapi dan radioterapi pada kanker, autoimun, konsumsi obat-obatan atau zat kimia dan infeksi lainnya.

Namun, kata dia, potensi seseorang terkena anemia aplastik amatlah jarang.

“Kondisi ini sangat jarang, kurang dari 15.000 orang per tahunnya di Indonesia atau lima kasus per 100.000 penduduk sehingga sulit dikenali gejalanya,” ucap dia.

Baca Juga: Mengintip OPOR Bu Bidan, posko kesehatan yang digagas IBI untuk layani pemudik

Penderitanya disebut mengalami gejala seperti mudah merasa lemah, letih, lesu, lambat berfikir, dan loyo akibat kurangnya sel darah merah. Kemudian mudah sakit dan terkena infeksi menular seperti batuk pilek dan diare karena sel darah putih yang tidak cukup memberi proteksi pada tubuh.

Gejala lain yang dirasakan karena kekurangan keping darah yaitu mudah mengalami memar, muncul lebam kebiruan pada kulit bahkan saat tidak mengalami benturan dengan sebab yang jelas hingga sering mimisan.

Ia menyarankan agar penyakit tersebut tidak menyebabkan perburukan gejala, masyarakat segera melakukan deteksi dan mengakses pengobatan secara dini. Skrining kesehatan dapat dilakukan secara berkala per enam bulan sekali.

Baca Juga: Ramalan cinta zodiak Leo dan Virgo Kamis 11 April 2024 jangan kehilangan optimisme

Salah satu contoh program deteksi dini yang diberikan pemerintah secara gratis yaitu program calon pengantin yang mencakup pemeriksaan darah kedua calon dan pemeriksaan ibu hamil.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X