Ini yang harus diketahui orang tua menyangkut dampak stunting pada anak

photo author
- Jumat, 1 November 2024 | 15:15 WIB
Anggota Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI dr. Cut Nurul Hafifah, SpA(K) (kiri) saat diskusi daring di Jakarta, Selasa.  (ANTARA/ Putri Hanifa)
Anggota Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI dr. Cut Nurul Hafifah, SpA(K) (kiri) saat diskusi daring di Jakarta, Selasa. (ANTARA/ Putri Hanifa)



HARIAN MERAPI - Orang tua perlu memahami tentang dampak stunting pada anak, sehingga dapat melakukan pencegahan.


Perlu pula diketahui bahwa tidak semua anak yang berposter tubuh pendek menderita stunting.


Hal tersebut diingatkan anggota Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI dr. Cut Nurul Hafifah, SpA(K) saat diskusi daring di Jakarta, baru-baru ini.

Baca Juga: Truk Kontainer Ugal-ugalan di Cipondoh Kota Tangerang Makan Korban, Sopir Diamuk Massa


Ia menjelaskan tidak semua anak memiliki postur tubuh pendek menderita stunting, tapi semua anak stunting dipastikan memiliki badan pendek, sehingga pemantauan tinggi dan berat badan perlu dilakukan tenaga medis untuk mengidentifikasi sejak dini.

"Banyak sekali orang tua yang ketika datang ke fasilitas kesehatan hanya ditimbang berat badan, tetapi tidak diukur panjang badan atau tinggi badannya, kata dokter spesialis anak tersebut.
"Jadi kita sebagai orang tua, kalau datang ke fase kesehatan minta ukur berat badan dan juga panjang badannya," katanya.

Stunting bisa terjadi pada periode seribu hari pertama kehidupan, mulai dari kehamilan hingga usia dua tahun.

Baca Juga: Polda DIY Kosek Toko Miras di Sinduadi dan Prawirotaman, Ribuan Botol Berbagai Merek Diamankan 

Dokter Nurul menekankan pentingnya perhatian pada gizi ibu selama hamil dan pada saat anak lahir, termasuk pemberian ASI eksklusif serta makanan pendamping ASI (MPASI) yang tepat.

Jika stunting tidak segera ditangani, dampaknya akan mengakibatkan siklus “lingkaran setan” malnutrisi yang berlanjut dari generasi ke generasi.

Anak yang mengalami stunting berisiko menjadi remaja dan dewasa dengan malnutrisi yang tinggi, yang pada akhirnya juga akan melahirkan generasi baru dengan risiko stunting.

Stunting juga berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak. Berdasarkan penelitian, anak yang mengalami stunting memiliki rata-rata IQ sekitar 70, yang hanya memungkinkan pendidikan maksimal hingga SMP.

Baca Juga: Peringatan Bulan Bahasa MAN 1 Sleman ada lomba literasi, berikut jenis dan data juara lombanya

Di samping itu, anak stunting berisiko mengalami gangguan metabolisme yang dapat mengarah pada obesitas, diabetes, dan hipertensi saat dewasa.

Faktor lingkungan juga berperan dalam pencegahan stunting, seperti kebersihan, akses jalan, serta edukasi mengenai nutrisi, ASI, dan MPASI.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X