Inilah pengaruh anemia bagi perkembangan otak anak

photo author
- Jumat, 1 September 2023 | 15:25 WIB
Pakar gizi klinik dari Universitas Indonesia Dr. dr. Luciana B Sutanto Sp.GK (K) (tengah) dalam diskusi Bersama Cegah Anemia, Optimalkan Kognitif Generasi Maju di Jakarta, Kamis (31/08/2023)  (ANTARA/Fitra Ashari)
Pakar gizi klinik dari Universitas Indonesia Dr. dr. Luciana B Sutanto Sp.GK (K) (tengah) dalam diskusi Bersama Cegah Anemia, Optimalkan Kognitif Generasi Maju di Jakarta, Kamis (31/08/2023) (ANTARA/Fitra Ashari)



HARIAN MERAPI - Jangan sepelekan anemia, karena bisa mempengaruhi perkembangan otak anak.


Orang tua harus memperhatikan perkembangan anak, antara lain mencegah agar tidak terkena anemia.


Pesan tersebut disampaikan pakar gizi klinik dari Universitas Indonesia Dr. dr. Luciana B Sutanto Sp.GK (K) dalam diskusi Bersama Cegah Anemia, Optimalkan Kognitif Generasi Maju di Jakarta, Kamis.

Baca Juga: Oknum prajurit TNI aniaya warga hingga tewas, Panglima TNI jamin proses hukum transparan, begini janjinya


Ia mengatakan anemia yang sebagian besar tidak bergejala bisa memengaruhi perkembangan otak anak di usia 2 sampai 5 tahun.

“Anemia berarti dampaknya akan berjalan terus di mana usia 2 sampai 5 tahun perkembangan otak masih terus terjadi sekitar 95 persen,” ucapnya

Presiden Indonesian Nutrition Association ini mengatakan ada satu dari tiga anak memiliki risiko anemia, dan ironisnya kebanyakan orang tua tidak mengetahui anak sudah memiliki gejala anemia seperti nilai di sekolah yang kurang bagus, terlihat lesu, dan cepat letih.

Anemia dapat disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi harian si kecil. Saat asupan zat besi tidak tercukupi dalam makanan harian, maka dapat terjadi gangguan perkembangan kognitif atau otak, dan pertumbuhan anak, seperti salah satunya menurunnya kecerdasan, fungsi otak, serta fungsi motorik anak seperti mudah kelelahan.

Baca Juga: Pustakawan Terbaik Nasional ikut Kongres Perpustakaan dan Informasi Dunia di Belanda, ini pengalamannya

Luci juga mengatakan orang tua juga masih kurang memahami pentingnya skrining anemia melalui pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb) darah, sehingga terkadang menghiraukan risiko anak menderita anemia.

“Oleh sebab itu ada baiknya dilakukan skrining anak dimulai dari dua tahun, meskipun tidak ada gejala. Gunanya skrining mencari masalah atau tidak, diharapkan tidak ada masalah,” ucap Luci.

Luci menganjurkan orang tua untuk memenuhi semua asupan gizi seimbang untuk mencegah anak mengalami anemia, terutama dari sumber protein hewani yang kaya zat besi. Selain itu penuhi juga gizi dari makanan yang bervariasi yang terdiri atas karbohidrat serta vitamin dan mineral lainnya dari makanan pokok serta sayur dan buah.

Baca Juga: UGM Bakal Pertemukan Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto dalam Forum Dialog

Untuk anak usia di bawah lima tahun, Luci menyarankan untuk memasak makanan yang sesuai dengan kemampuan mengunyah anak serta pilih sayur yang cenderung manis dan rasanya tidak terlalu kuat agar anak tidak asing sehingga tidak cenderung menolak makan.

Penting juga untuk orang tua bisa mencontohkan makan makanan bergizi bersama anak agar anak mau meniru mengonsumsi makanan sehat dan makan bersama-sama dengan menu yang sama bersama keluarga.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X