HARIAN MERAPI - Resto Mbah Moeh di Jalan Prambanan-Piyungan KM 3 Sleman Yogyakarta, bisa jadi pilihan baru bagi pecinta masakan khas tradisional Jawa.
Berbagai menu masakan khas tradisional Jawa di Resto Mbah Moeh Prambanan Sleman mulai dari sayur brongkos daging, sayur lombok, garang asem, hingga mangut lele, nila, dan banyak lagi.
Tak hanya masakan khas tradisional Jawa, Resto Mbah Moeh di Jalan Prambanan-Piyungan Sleman ini juga menyajikan minuman jadul seperti es dawet.
Baca Juga: Sambut Perayaan Imlek 2025, The Duck King Plaza Ambarrukmo Hadirkan Menu Tradisi Istimewa
Berbagai menu masakan tradisional Jawa di Resto Mbah Moeh ini juga akan lebih memberikan kesan khas Jawa, karena bangunannya berarsitektur joglo dan limasan.
Bangunan Resto Mbah Moeh terdiri dari rumah joglo dan limasan, serta sejumlah gazebo terbuka yang luas. Di sekitarnya area persawahan yang luas di bawah perbukitan Bokoharjo yang hijau.
Angin semilir dari area persawahan itu akan menambah suasana sejuk meneduhkan bagi pengunjung yang singgah di Resto Mbah Moeh.
Ditambah lagi, lokasinya dekat dengan Exit Tol Bokoharjo dan jalan masuk menuju kawasan wisata Candi Keraton Boko, membuat Resto Mbah Moeh ini jadi rest area yang pas bagi wisatawan.
Mulai buka dan diresmikan oleh Prof Dr Muhadjir Effendy MAP bersama Bupati Koestini Sri Purnomo, Senin (20/1/2025), Resto Mbah Moeh merupakan unit usaha Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (PPM MBS) Yogyakarta di Prambanan Sleman.
Karena itu, kehalalan produk makanan di Resto Mbah Moeh ini tentu terjamin. Demikian pula dengan higienitasnya.
Baca Juga: Selera Sang Raja Ramaikan Perbakmian di Yogya, Siap Layani Pelanggan Bak Raja
Pendiri PPM MBS Yogyakarta KH Muhammad Nashirul Ahsan Lc, mengatakan semua bahan masakan di Resto Mbah Moeh ini berasal dari hasil bumi warga sekitar.
"Begitu pula dengan tenaga kerja di sini, juga memberdayakan warga setempat," katanya usai peresmian resto.
Pun begitu pula dengan permodalan, yang menurutnya dimiliki oleh banyak orang. Mulai dari beberapa pegiat pergerakan, pengurus Muhammadiyah, dan sejumlah guru serta pegawai PPM MBS Yogyakarta.
