Teladan Jayamahe

photo author
- Selasa, 29 November 2022 | 09:15 WIB
Prof Dr Sudjito SH MSi (Dok pribadi)
Prof Dr Sudjito SH MSi (Dok pribadi)

Oleh: Sudjito Atmoredjo*

Slogan Teladan Jayamahe, berkumandang pada Musyawarah Besar Keluarga Alumni Teladan Yogyakarta, 26 November 2022. KGPA Paku Alam X, sebagai Ketua KATY, bersama seluruh peserta Mubes mengumandangkannya dengan penuh semangat. Apa sebenarnya makna dari slogan tersebut, sehingga SMAN 1 Teladan Yogyakarta melekatkannya secara abadi sebagai doktrin bagi seluruh sivitas akademikanya.

Teladan, adalah sesuatu yang patut ditiru, atau baik untuk dicontoh. Dalam pengertian luas, sesuatu dimaksud mencakup: pemikiran, sikap, dan perilaku. Jayamahe, berasal dari kata kerja (verba) ji, berarti "kita berjaya".  Dua kata itu setelah dirangkai, bermakna: seseorang akan berjaya, bila dirinya mampu memberi (menjadi) contoh, sekaligus ditiru orang lain, dalam hal kebaikan pemikiran, sikap, dan perilakunya.

Di situlah, Teladan Jayamahe, bukanlah sekadar slogan belaka, melainkan suatu doktrin, yang berisi pesan-pesan moral.

Baca Juga: UMP Jawa Tengah 2023 naik 8,01 persen jadi Rp 1.958.169,69

Sebagai salah satu alumni SMAN 1 Teladan, izinkan saya mencoba mengaktualisasikan doktrin tersebut.

Pertama, keteladanan mesti dimulai dari awal, yakni niat menjadikan SMAN 1 Teladan sebagai lembaga pendidikan berbasis keilmuan. Di dalam ilmu, ada nilai-nilai (value), pengetahuan (knowledge), dan keterampilan (skill) Nilai merupakan ukuran kebaikan dan kebenaran.

Dengan demikian, pengetahun dan keterampilan apapun yang diajarkan, mesti jelas basis nilainya. Untuk Indonesia, adalah nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai lain yang bertentangan dengan Pancasila, misal: sekulerisme, liberalisme, materialisme, dan sejenisnya, wajib ditabukan.

Kedua, dalam proses pendidikan dan pengajaran, hingga pengamalan ilmu setelah lulus, mesti mendasarkan diri pada akhlak. Akhlak (mencakup moral, etika, sopan-santun, etiket, dan budi-pekerti), merupakan pemikiran, sikap, dan perilaku yang bersumber pada kejernihan qalbu, kepekaan sosial-kebangsaan, hingga kepekaan kemanusiaan.

Baca Juga: UMP DIY Tahun 2023 naik Rp 140.866,86 upah buruh di Jogja minimum Rp 1.981.782,39

Akhlak ini mesti dijadikan sebagai modal spiritual, survival of live, semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan dan pengajaran.

Ketiga, peningkatan kualitas keilmuan menjadi orientasi pendidikan. Ilmu itu lentera kehidupan. Kunci kesuksesan kehidupan dunia, akhirat, dan pada keduanya adalah ilmu. Berbekal ilmu berkualitas tinggi, apapun peran, jabatan, hingga profesi yang disandangnya, pasti bermanfaat bagi kehidupan bersama, dan bermanfaat untuk menjaga keseimbangan alam semesta.

Bahkan,kehidupan yang gelap pun, mampu diubah menjadi terang-benderang. Demi kualitas keilmuan, maka objektivitas sebagai persyaratan maupun prosedur penerimaan murid baru perlu dipertahankan. Kurikulum perlu terus diaktualkan. Proses pendidikan terus dicanggihkan.

Keempat, dalam proses pendidikan dan pengajaran, senantiasa ingat ajaran “Ing Ngarsa sung tuladha”. Guru, mesti menjadi contoh keseharian bagi murid-murid. Kepada murid-murid, ditekankan ada kesadaran perihal pentingnya menjadi tuladha bagi siswa-siswa di SMA lainnya. Kesadaran sebagai tuladha ini, perlu dijadikan modal sosial, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat luas.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

FWK Membisikkan Kebangsaan dari Diskusi-diskusi Kecil

Jumat, 31 Oktober 2025 | 10:30 WIB

Budaya Hukum Persahabatan

Rabu, 24 September 2025 | 11:00 WIB

Generasi PhyGital: Tantangan Mendidik Generasi Dua Dunia

Minggu, 21 September 2025 | 10:13 WIB

Akhmad Munir dan Harapan Baru di Rumah Besar Wartawan

Selasa, 2 September 2025 | 09:52 WIB

Kemerdekaan Lingkungan, Keselamatan Rakyat

Rabu, 13 Agustus 2025 | 10:15 WIB

Mikroplastik: Ancaman Baru terhadap Kesehatan

Kamis, 7 Agustus 2025 | 09:00 WIB

Pro dan Kontra Identik Perpecahan?

Rabu, 6 Agustus 2025 | 12:05 WIB

Mentalitas Kemerdekaan

Jumat, 18 Juli 2025 | 16:50 WIB

Jabatan sebagai Amanah

Kamis, 19 Juni 2025 | 11:15 WIB
X