Maulid Nabi Muhammad SAW Bagian 9, Kisah Kafir Menghunus Pedang ke Leher Baginda Rasul

photo author
- Sabtu, 16 Oktober 2021 | 09:06 WIB
Ilustrasi  (Photo by Konevi from Pexels)
Ilustrasi (Photo by Konevi from Pexels)

harianmerapi.com - Baginda Rasul Muhammad SAW adalah sosok yang sangat pemberani dalam setiap peperangan melawan orang musyrik.

Beliau bukan pengecut dan bukan pecundang yang beraninya hanya di belakang dan di balik meja.

Muhammad SAW adalah panglima perang, beliau selalu berada di garis depan berhadapan langsung dengan musuh mendampingi pasukannya turun di medan perang.

Baca Juga: Wanita Pedagang Pukul Preman Malah Jadi Tersangka, Mabes Polri Mutasi Kapolsek Percut Sei Tuan

Beliau pemimpin yang hebat tidak mencari sanjungan, dan beliau juga bukan pemimpin yang hanya duduk menunggu hasil peperangan.

Dalam buku karangan Buya Hamka, Sejarah Umat Islam, Pra Kenabian hingga Islam di Nusantara menuliskan, dalam sebuah peperangan Nabi SAW sedang beristirahat di bawah pohon, kemudian datang seorang kafir menghunus pedang dan langsung mengacungkan ke leher Muhammad SAW.

“Siapa yang akan menghambat pedangku ini darimu?” ancam lelaki kafir tersebut kepada Nabi SAW.

Dengan tenang mendengar gertakan ini, Rasul menjawab dengan kata yang menolong saya Allah SWT. Kontan saja pedang si kafir ini jatuh.

Baca Juga: Polri Akan Tindak Tegas Oknum Polisi yang Bekerja Tidak Profesional

Selanjutnya, pedang tersebut diambil rasul lalu bergantian diacungkan oleh Nabi SAW ke leher si kafir ini. “Lalu siapa yang akan menghalangiku dari engkau?” ujar Muhammad SAW.

Suasana hening tidak ada jawaban, si kafir ini meminta kepada Nabi SAW agar berbuat baik dan tidak membunuhnya. Rasul berujar agar si kafir ini mengucap Laa Ilaaha illallah dan Muhammad Rasulullah.

Namun si kafir ini menolak mengucapkan kalimat ini dan berjanji tidak akan ikut campur urusan Nabi SAW. Dengan kebesaran hatinya, rasul menyuruh orang itu pulang.

Sampai di kampung halamannya ia berkata kepada kaumnya, bahwa dirinya selamat karena kembali dari semulia-mulianya orang (yakni Muhammad SAW).

Nabi Muhammad SAW berjuang dengan gagah sehingga memperoleh kemenangan di mana-mana. Sehingga nama beliau besar dan menjadi pusat perhatian banyak kaum.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Refleksi NgaSSo: dari Anak Sapi Emas ke Dewa Uang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:52 WIB

Adam Turun ke Bumi, Hukuman atau Rahmat?

Sabtu, 27 September 2025 | 19:35 WIB

Kenapa Sulit Khusyuk dalam Shalat?

Sabtu, 13 September 2025 | 19:05 WIB

Bulan Muharam bulan istimewa bagi umat islam

Rabu, 25 Juni 2025 | 06:56 WIB
X