harianmerapi.com- Baginda rasul Muhammad SAW sejak masih kecil mendapat ujian dari Allah SWT. Ketika masih dalam kandungan ibundanya Aminah, usia dua bulan ayah beliau Abdullah Ibnu Abdul Muthalib meninggal.
Menurut adat Arab dari tulisan di buku Sejarah Umat Islam Karangan, Buya Hamka, Terbitan Gema Insani, Jakarta 2016, disebutkan setiap tahun Aminah (ibu baginda rasul) pergi berziarah ke pusara suaminya Abdullah yang terletak di antara Kota Madinah dan Mekah.
Setelah Muhammad SAW dikembalikan oleh pengasuhnya, Halimah ke pangkuan Aminah, ia pun diajak dan digendong berziarah ke pusara ayahandanya.
Baca Juga: Mensyukuri Nikmat 21: Perang Terselubung Dua Istri
Perjalanan jauh ditempuh Aminah dan ditemani ayah mertuanya, Abdul Muthalib yang disertai seorang perempuan budak pusaka bernama Ummu Aiman. Setelah selesai berziarah, mereka pun kembali pulang ke Mekah.
Namun dalam perjalanan, Allah SWT berkehendak lain kepada Aminah. Ia ditimpa demam tinggi dan meninggal di tengah perjalanan itu. Jasad Ibunda rasul, kemudian dikuburkan di sebuah dusun bernama Al Abwa yang kini terletak di antara Kota Madinah dan Mekah.
Muhammad SAW kemudian digendong oleh budak pusaka Ummu Aiman dan atas perintah Abdul Muthalib, mereka bersama-sama pulang ke Mekah. Sejak itu baginda rasul dalam asuhan kakeknya Abdul Muthalib.
Baca Juga: Hidup Seimbang, Sumber Segala Sumber Kebahagian Hidup Dunia dan Akhirat
Diriwayatkan dalam buku ini, Buya Hamka menuliskan Ibnu Ishaq mengatakan Rasulullah di masa kecil dalam hidup dalam asuhan kakeknya Abdul Muthalib . Kakeknya ini mempunyai hamparan tempat duduk di bawah lindungan Ka’bah. Anak-anak Arab sebaya Muhammad, yang bermain di sekeliling Ka’bah tidak ada satupun anak yang berani duduk di hamparan tersebut sebelum Abdul Muthalib datang.
“Ketika Muhammad SAW juga ikut bermain di lindungan Ka’bah tersebut, lalu ia duduk di hamparan itu. Beberapa anak hendak menarik Muhammad dari hamparan itu, namun Abdul Muthalib langsung melarangnya dan berkata. Biarkan cucuku ini (Muhammad SAW) berbuat sekehendaknya. Demi Allah SWT sesungguhnya ia kelak akan mempunyai kedudukan penting,” tulis Buya Hamka.
Tidak berapa lama, baginda rasul dalam asuhan kakeknya, Allah SWT pun memanggil ‘pulang’ Abdul Muthalib. Baginda rasul yang masih usia beliau pun ditinggal meninggal sang kakek yang sangat sayang kepadanya.
Baca Juga: Ciri-ciri Wanita 'Sexy' dalam Islam, Sebagaimana Disampaikan Fatimah Az Zahra
Sebelum meninggal, tokoh besar kaum Quraisy ini berwasiat kepada paman rasul dari garis ibunya, Abu Thalib. Sosok paman ini sangat penyayang dan selalu menjaga Muhammad SAW dengan hati-hati dan sebaik-baiknya.
Bahkan Muhammad SAW kecil selalu diajak berniaga oleh pamannya ke beberapa daerah di luar Mekah. *