harianmerapi.com - Pedagang telah menjadi satu profesi. Pedagang tidak hanya digeluti laki-laki tetapi juga wanita.
Dapat dilihat di pasar baik pasar tradisional, pasar modern, ruko, rumah-rumah, PKL dan di dunia maya, pasar online, banyak wanita menjadi pedagang.
Lantas bagaimana hukum Islam dalam mengatur wanita yang menjadi pedagang? Baik menjadi pedagang saat sedang musafir maupun ketika sedang bermukim?
Baca Juga: Dua Macam Bangkai dan Darah yang Halal Dikonsumsi
Islam adalah agama sempurna. Islam agama yang menitikberatkan pada masalah aqidah dan syariah. Mengatur hubungan antara hamba dengan Rabb-nya, hubungan Rabb dengan hamba dan adab adabnya.
Islam juga menjelaskan berbagai macam aturan hidup, termasuk di dalamnya mu'amalah dan sistem perekonomian, khususnya jual beli.
Berdagang kini semakin modern, jual beli dapat dilakukan di rumah maupun musafir atau dalam perjalanan. Secara konvensional berdagang dalam perjalanan adalah membawa serta barang yang dijual.
Baca Juga: Istri Pulang ke Rumah Orang Tuanya, Begini Cara Menjemputnya Menurut Buya Yahya
Di sini seorang pedagang atau beberapa pedagang berangkat bersama dalam satu rombongan. Baik itu wanita dan laki-laki.
Zaman kini, bisa jadi, pedagang tidak membawa serta barang yang dijual. Mereka hanya membawa katalog umumnya berupa gambar dengan perincian spesifikasi kualitas.
Bahkan yang berdagang online, bisa dilihat di situs, web, lapak di internet.
Disebutkan dalam Al-Lajnah ad-Daa-imah lil Buhuuts al-'Ilmiyyah wal lftaa' atau Komite Tetap Kajian Ilmiah dan Pemberian Fatwa yang diketuai 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah bin Baaz, bahwa wanita boleh berdagang.
Baca Juga: Larangan Banyak Bicara dan Asal Ngeshare Informasi, Gus Mus: Hati-hati dengan Lisan
Penjelasan ini ada di kitab Fatwa-Fatwa Jual Beli yang diterbitkan Pustaka Imam Asysyafii.