opini

Anugerah dan Bencana Kala Omicron Mendunia

Sabtu, 15 Januari 2022 | 11:30 WIB
Prof Dr Sudjito SH MSi (Dok Pribadi)

Hingga hari-hari ini, sudah dua tahun,  manusia di seluruh penjuru dunia, diuji oleh Allah SWT. Ujian berupa mewabahnya virus, bernama Covid-19, yang kini telah beranak-pinak dari jenis Delta hingga Omicron.

Diwartakan dalam berbagai media bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut lebih dari setengah populasi Eropa terinfeksi varian Omicron. WHO juga memperingatkan agar tidak memperlakukan Covid-19 sebagai penyakit endemik seperti flu, bukan sebagai pandemi. Lembaga itu mengatakan penyebaran Omicron saat ini belum stabil. “Kami masih memiliki sejumlah besar ketidakpastian dan virus yang berkembang cukup cepat, menimbulkan tantangan baru,” kata petugas darurat senior WHO untuk Eropa, Catherine Smallwood, mengatakan pada konferensi pers dilansir dari Aljazeraa, Selasa (11/1/2022).

Dijelaskan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi di Situs Kemenkes, Rabu (12/1/2022), bahwa data terbaru menunjukkan, kasus positif virus corona (Covid-19) varian Omicron di Indonesia menjadi 506 usai bertambah 92 per 10 Januari. Dari 506 kasus Omicron, sebanyak 415 di antaranya berasal dari pelaku perjalanan luar negeri, dan 84 berasal dari transmisi lokal di masyarakat. Per 14 Januari 2022, mencapai 572 kasus. Peningkatan kasus Omicron didapatkan dari tes S Gene Target Failure (SGTF) yang kemudian divalidasi menggunakan Whole Genome Sequences (WGS).

Baca Juga: Dua Pemancing Ditemukan Meninggal Setelah Perahu Terbalik di Pantai Menganti Cilacap

Data itu tiap hari terus bertambah. Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengungkapkan, kasus transmisi lokal varian Omicron di Jakarta tercatat sudah 180 kasus pada Jumat (14/1/2022), di mana ada penambahan 73 kasus dari kasus sebelumnya. "Dari (total kasus Omicron) 725 orang yang terinfeksi, 75 persennya atau sebanyak 545 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri, sedangkan 180 lainnya adalah transmisi lokal." Berdasarkan data real time Worldometers pada Sabtu (15/1/2022) pagi, total kasus virus corona secara global, yakni: Total kasus positif: 323.749.418. Total pasien sembuh: 265.228.522. Total korban meninggal: 5.546.279.

Kala Omicron telah mendunia, Pemerintah bergegas mengambil langkah antisipasi dengan menutup untuk sementara waktu masuknya WNA ke Indonesia baik secara langsung maupun transit dan atau sebelumnya pernah tinggal dalam kurun waktu 14 hari terakhir. Aturan baru ini tertuang dalam Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nomor 1 Tahun 2022 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Luar Negeri Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), yang mulai berlaku efektif pada tanggal 7 Januari 2022 sampai waktu yang tidak ditentukan.

Total ada 14 negara yang dilarang, di antaranya Afrika Selatan, Botswana, Norwegia dan Perancis, serta negara yang letak geografisnya berdekatan dengan negara tersebut, yakni Angola, Xambia, Zimbabwe, Malawi, Mozambique, Namibia, Eswatini, Lesotho. Juga negara dengan jumlah kasus Omicron lebih dari 10.000 kasus yakni Inggris dan Denmark.

Baca Juga: Pemilihan Dosen UMY untuk Terlibat dalam Penelitian Tak Sembarangan, Harus Punya Keahlian di Bidangnya

Dihadapkan pada fenomena kontradiktif antara kenikmatan dan kesengsaraan, antara angin sumilir dan persebaran Omicron - sebagaimana terurai di atas - dalam perspektif kehidupan sejati, dalam rentang dunia-akhirat, maka perlu sikap bijak (respons positif) pada keduanya: (1). Pemantapaan rasa syukur dan sabar, serta tiada henti-hentinya berintrospeksi atas perilaku masing-masing sepanjang perjalanan hidup; (2). Amat penting diteguhkan dan dibudayakan perilaku husnuzan terhadap Allah SWT.

Artinya, senaniasa berprasangka baik terhadap Allah, atas apapun yang telah dikaruniakan-Nya kepada kita; (3). Jauhkan dari keluh-kesah. Jauhkan dari sikap sekuler; (4). Ketika doa (keikhlasan) dan berbagai ikhtiar (amalan) telah dilakukan dengan sungguh-sungguh (jihad), segeralah ikuti dengan tawakkal. Kita serahkan kesudahan segalanya, pada Allah SWT. Melalui sikap bijak berbasis religi itulah, angin sumilir sebagai kenikmatan, dan Omicron sebagai kesengsaraan, dapat diolah sebagai rahmat, karunia, dan anugerah Allah kepada hamba-Nya. Wallahu’alam.*

 

 *) Prof Dr Sudjito SH MSi, Guru Besar Ilmu Hukum UGM.

Halaman:

Tags

Terkini

FWK Membisikkan Kebangsaan dari Diskusi-diskusi Kecil

Jumat, 31 Oktober 2025 | 10:30 WIB

Budaya Hukum Persahabatan

Rabu, 24 September 2025 | 11:00 WIB

Generasi PhyGital: Tantangan Mendidik Generasi Dua Dunia

Minggu, 21 September 2025 | 10:13 WIB

Akhmad Munir dan Harapan Baru di Rumah Besar Wartawan

Selasa, 2 September 2025 | 09:52 WIB

Kemerdekaan Lingkungan, Keselamatan Rakyat

Rabu, 13 Agustus 2025 | 10:15 WIB

Mikroplastik: Ancaman Baru terhadap Kesehatan

Kamis, 7 Agustus 2025 | 09:00 WIB

Pro dan Kontra Identik Perpecahan?

Rabu, 6 Agustus 2025 | 12:05 WIB

Mentalitas Kemerdekaan

Jumat, 18 Juli 2025 | 16:50 WIB

Jabatan sebagai Amanah

Kamis, 19 Juni 2025 | 11:15 WIB