SLEMAN, harianmerapi.com - Kesenian tradisional wayang kulit tidak hanya menjadi tontonan bagi masyarakat, tetapi dapat pula sebagai media mendidik budi pekerti anak.
Pengenalan wayang kulit dipandang sangat efektif dan mudah dicerna oleh anak terutama usia sekolah.
Hal ini pula yang digunakan Kundha Kabudayan (Dinas Kebudayaan) Kabupaten Sleman dalam upaya mendidik karakter anak dengan melaksanakan program wayang kulit masuk sekolah.
Baca Juga: 5 Penari Asal Kendal Senang Bisa Pentas Tari di Jogja, Siapa Mereka dan Apa Jenis Tariannya?
Pengenalan wayang kulit ke sekolah dilaksanakan di SD Negeri Brongkol, Kapanewon Godean, Sleman Senin (21/3/2022).
Pentas wayang kulit di SD Negeri Brongkol yang hanya berdurasi dua jam ini menampilkan dalang cilik Asha Faisal, pelajar kelas V SD Negeri Watupecah, Kapanewon Tempel dengan lakon Sugriwo Subali.
Cerita ini mengisahkan perjalanan Sugriwo dan Subali bertapa di Hutan Sonya Pringga.
Baca Juga: Pebulu Tangkis Tunggal Putri Gregoria Mariska Tunjung Batal Tanding di Swiss Open, Ini Alasannya
Dalam pertapaanya, mereka berdua didatangi Dewa Narodo yang memberi tahu bahwa segala permintaanya akan dikabulkan jika mampu mengalahkan Prabu Mahesosuro dan Patih Lembusuro.
Selain itu, jika siapa saja yang mampu mengalahkan Prabu Mahesosuro dan Patih Lembusuro akan diwisuda menjadi raja di Goa Kiskendo. Permohonan tersebut disanggupi oleh Sugriwo dan Subali.
Dalam perangnya, Raden Subali berhasil mengalahkan seluruh prajurit Goa Kiskendo. Bahkan, Prabu Mahesosuro dan Patih Lembusuro berhasil dibunuh oleh Raden Subali.
Dalam pementasan wayang tersebut, semua siswa SD Negeri Brongkol Godean diwajibkan menyaksikan pentas wayang yang dimainkan oleh dalang cilik tersebut.
Namun, karena masih dalam situasi pandemi Covid-19, tidak semua siswa diberi kesempatan nonton langsung, tetapi sebagian diberi kesempatan menyaksikan secara live streaming.